Internasional

Data Ini Bikin Makin Yakin Amerika Kayaknya Bakal Resesi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
01 July 2022 16:04
Bendera Amerika Serikat

Jakarta, CNBC Indonesia - Sinyal pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 sepertinya akan kehilangan tenaga. Pasalnya, belanja konsumen Amerika Serikat (AS) tercatat melambat.

Departemen Perdagangan AS menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, tekanan harga tetap cukup kuat untuk menjaga Federal Reserve pada jalur pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Namun demikian, pejabat Fed harus menyambut permintaan pendinginan.

Bank sentral AS bulan ini telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar tiga perempat poin persentase, kenaikan terbesar sejak 1994. The Fed telah meningkatkan suku bunga acuan overnight sebesar 150 basis poin sejak Maret

"The Fed belum memenangkan perang melawan inflasi, tetapi ada tanda-tanda bahwa ekonomi melambat," kata Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS di New York.

"Meskipun kekhawatiran resesi, PHK, belum cukup mencapai tingkat yang cukup tinggi untuk membuat panggilan bahwa ekonomi menuju jurang ke kedalaman resesi." Tambahnya.

Namun di sisi lain, potensi resesi kian nyata jika melihat beberapa indikator makro lainnya seperti aktivitas manufaktur, keyakinan konsumen, tingkat produksi industri yang melemah.

Inflasi mempertahankan tren kenaikannya pada Mei. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) naik 0,6% bulan lalu setelah naik 0,2% di bulan April.

Dalam 12 bulan hingga Mei, indeks harga PCE naik 6,3% setelah kenaikan serupa pada April. Itu didorong oleh harga barang dan jasa yang lebih tinggi.

PCE adalah indeks yang mengukur tingkat kenaikan rata-rata harga dari konsumsi domestik. Indikator ini juga jadi salah satu indikator dalam menentukan tingkat inflasi.

PCE inti naik 4,7% pada Mei 2022, ini merupakan kenaikan terkecil sejak November lalu, setelah naik 4,9% pada April. Dengan begitu, adanya perlambatan pada belanja konsumen karena inflasi melonjak, meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS hingga potensi resesi.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Michael Pearce, ekonom senior AS di Capital Economics, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS untuk periode April-Juni turun ke tingkat tahunan sebesar 1%. Angka tersebut jauh di bawah tren tingkat pertumbuhan AS yang biasanya diperkirakan sekitar 2%.

"Kami memperkirakan pertumbuhan tetap di bawah tren selama paruh kedua tahun ini juga," tulis Pearce dikutip dari Reuters.

Indeks harga PCE berjalan lebih rendah dari indeks harga konsumen, yang meningkat 8,6% tahun-ke-tahun pada Mei, karena mereka memiliki bobot lebih kecil untuk harga sewa perumahan yang meningkat pesat.

Sementara perawatan kesehatan memiliki bobot yang lebih besar terhadap PCE, pemotongan undang-undang untuk pembayaran Medicare telah menekan harga layanan medis. Mereka juga diuntungkan dari penurunan biaya jasa keuangan di tengah penurunan harga aset.

"Data untuk Juni dan Juli juga bisa menunjukkan PCE yang sama lembutnya dibandingkan dengan CPI (Consumer Price Index), tetapi kami memperkirakan The Fed perlu melihat bukti perlambatan tekanan inflasi di berbagai data sebelum memperlambat laju kenaikan suku bunga," kata Veronica Clark, seorang ekonom di Citigroup di New York.

Pengeluaran konsumen yang disesuaikan dengan inflasi turun 0,4% di bulan Mei, ini merupakan penurunan pertama sejak Desember 2021. Namun kondisi ini juga memunculkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Perkiraan pertumbuhan untuk kuartal ini berkisar dari serendah 0,3% hingga setinggi 2,9%.

Namun jika melihat pasar tenaga kerja ternyata mencatatkan kenaikan upah yang solid dan tabungan rumah tangga yang masih cukup. Upah untuk pekerja di AS tercatat meningkat 0,5% pada Mei, berkontribusi pada kenaikan 0,5% dalam pendapatan pribadi. Tingkat tabungan naik menjadi 5,4%, kenaikan pertama tahun ini, dari 5,2% pada April.

Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara turun 2.000 menjadi 231.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 25 Juni.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular