Bruk! Harga Minyak Ambruk Hampir 4%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 July 2022 07:05
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih saja turun. Apa penyebabnya?

Kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 114,81/barel. Anjlok 1,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Koreksi ini terjadi sehari usai harga ambles 1,72%.

Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 105,76/barel. Ambrol 3,66%.

Penurunan harga minyak terjadi akibat respons pasar atas keputusan OPEC+. Kartel minyak terbesar di dunia tersebut sepakat untuk menambah 'dosis' kenaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing menjadi 648.000 bare/hari. Sebelumnya, kenaikan produksi adalah 432.000 barel/hari.

Namun ke depan, sepertinya harga minyak masih bisa naik lagi. Tingginya permintaan di tengah pasokan yang masih terbatas akan menjadi penopang kenaikan harga.

Rusia masih dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya sehingga minyak dari Negeri Beruang Merah sulit diakses. Sementara pengiriman minyak dari Ekuador mengalami hambatan karena gelombang aksi protes anti-pemerintah.

Aksi demonstrasi juga terjadi di Norwegia. Bedanya yang berdemonstrasi adalah 74 orang pekerja pengeboran minyak lepas pantai. Aksi ini bisa mempengaruhi 4% dari produksi minyak Norwegia.

Saat pasokan terkendala, permintaan minyak malah naik. Di Eropa, minyak sedang diburu sebagai alternatif pengganti gas alam yang langka akibat hambatan pasokan dari Rusia.

"Kemungkinan pengendalian konsumsi gas di Eropa sangat besar. Risiko resesi teknikal di pun makin tinggi," sebut riset Fitch Ratings.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular