Indonesia Siaga! 'Gempa' Inflasi Mulai Terasa

Maesaroh, CNBC Indonesia
01 July 2022 12:35
Pengunjung memilih minyak goreng kemasan di salah satu supermarket di Jakarta, Rabu, (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengunjung memilih minyak goreng kemasan di salah satu supermarket di Jakarta, Rabu, (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Inflasi Indonesia diperkirakan belum akan mereda pada paruh kedua tahun ini. Pemulihan ekonomi dalam negeri akan mendorong sisi permintaan sehingga tekanan inflasi, terutama inflasi inti akan meningkat.

Margo mengingatkan pemerintah juga akan menaikkan tariff dasar listrik untuk kalangan menengah ke atas mulai Juli sehingga inflasi pada kelompok harga diatur pemerintah bisa merangkak naik. Indonesia juga akan mengawali musim ajaran baru pada Juli-Agustus yang bisa mendongkrak inflasi.

Data BPS juga menunjukan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk komoditas impor dan berbahan baku impor mengalami peningkatan yang persisten. Termasuk didalamnya adalah tepung terigu dan bubuk urea. IHPB industri mencapai 0,37% (mtm) dan 5,39 (yoy), IHPB pada pertanian 1,96% (mtm) dan 2,95% (yoy).

"Dampak dari pembatasan ekspor (sejumlah negara) sudah mulai sampai ke kita tetapi masih pada level perdagangan besar. Belum sampai ke konsumen," tutur Margo.


Margo mengatakan laju inflasi ke depan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah di bidang energi. "Sepanjang 2022, penyebabnya adalah kelompok harga bergejolak. Kalau cuaca normal maka tidak memberi dorongan inflasi. Apakah inflasi mengkhawatirkan? Ini akan sangat tergantung terkait kebijakan energi. Inflasi masih relatif aman tetapi perlu waspada," tuturnya.

Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tekanan inflasi kemungkinan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Selain karena pemulihan ekonomi, tekanan inflasi juga akan datang dari kelompok bahan pangan.

"Inflasi pada kelompok bahan pangan sangat rentan untuk naik  karena ada isu keamanan pangan di tingkat global. Ini akan mendorong cost push inflation," tutur Andry dalam laporan Macro Brief.


Bank Mandiri juga mencatat IHPB yang terus eningkat melewati level inflasi umum sejak 2020. "Ini menunjukan ada risiko supply. Inflasi ini bisa ditransmisikan kepada sisi demand," imbuhnya.

Bank Mandiri memperkirakan inflasi pada tahun ini akan ada di atas 4% dengan batas atas mencapai 4,6%. Sementara itu, ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi Juli akan lebih tinggi dibandingkan Juni.

"Tarif listrik yang naik, kemudian komponen pendidikan juga biasanya naik pada Juli. Permintaan domestik masuk kuartal III juga harusnya lebih tinggi," ujar Irman, kepada CNBC Indonesia.

Bank Danamon telah merevisi proyeksi inflasi mereka untuk tahun 2022 menjadi 4,2% dari sebelumnya 4%. "Kami melihat produsen masih sangat hati-hati dalam mentransmisikan harga kepada konsumen. Ini terlihat dari pergerakan inflasi inti yang naik perlahan," ujar kepala ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular