
Erdogan 'Setir' NATO, Turki Gantung Nasib Swedia & Finlandia

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki dilaporkan masih akan menolak proposal Swedia dan Finlandia untuk bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal ini disampaikan beberapa diplomat Ankara dan negara-negara Barat lainnya.
Mengutip Reuters, Turki, yang juga anggota NATO, masih sulit untuk menyetujui bergabungnya dua negara ini dalam aliansi militer Barat itu. Presiden Turki Tayyip Erdogan merasa bahwa kedua negara itu mendukung kelompok teroris Kurdi yang beroperasi di wilayahnya.
"Ada pertemuan, tapi sayangnya langkah yang kami harapkan tidak diambil. Tampaknya sulit untuk mendapatkan hasil dari KTT NATO," ujar salah satu diplomat Turki, Senin (27/6/2022), merujuk pada KTT NATO yang akan diadakan pada Selasa mendatang di Madrid.
Dalam sebuah wawancara pada Minggu, Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan ia dan Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal akan mengadakan pembicaraan baru dengan pejabat Finlandia dan Swedia di Brussels pada hari Senin. Mereka menyebut KTT NATO bukanlah tenggat waktu bagi Ankara untuk memutuskan nasib dua Negara Nordik itu.
"Menghadiri KTT ini tidak berarti kami akan mundur selangkah dari posisi kami," kata Kalin. "Kami sebagian besar telah mencapai kesepakatan, ada beberapa masalah yang tidak kami setujui. Jika kami menyetujuinya, begitulah cara kami pergi ke Madrid."
Swedia dan Finlandia sendiri memutuskan untuk bergabung kepada NATO pasca serangan Rusia ke Ukraina. Keduanya merasa terancam oleh negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu bahwa suatu saat mereka dapat dijadikan target selanjutnya oleh Moskow.
Namun perlu diketahui, setiap keputusan tentang perluasan NATO membutuhkan persetujuan dari 30 sekutu dan parlemen mereka. Hal ini membuat sikap Turki, yang juga anggota NATO, menjadi sangat penting dalam pendaftaran keanggotaan Finlandia dan Swedia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Terima Alasan Erdogan Soal Finlandia & Swedia