Emas Rusia "Dibom" G7, Putin Bakal Tekuk Lutut?
Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan menghentikan impor emas dari Rusia. Aksi ini diperkirakan mampu menekan ekonomi Rusia, yang memang tengah dikenai sanksi karena serangannya ke Ukraina.
"(Tindakan ini) akan secara langsung menghantam oligarki Rusia dan menyerang jantung mesin perang (Presiden Vladimir) Putin," kata Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, seperti dikutip Reuters (26/6/2022).
Ditaksir, emas Rusia bernilai 12,6 miliar pound atau US$ 15,5 miliar untuk ekonomi Kremlin pada 2021, sebesar 5% lebih dari ekspor total. Selain sebagai ekspor utama bagi Rusia, emas juga berfungsi sebagai pelindung aset.
Negara tujuan terbesar ekspor terbesar emas Rusia adalah Inggris. Porsinya mencapai 90,5% dari total ekspor emas dunia. Kemudian diikuti Kazakhstan, Turki, Swiss dan India.
Inggris sendiri adalah anggota G7 dan pusat perdagangan emas global. Sehingga sikap Inggris yang tegas menolak ekspor emas diperkirakan akan berdampak besar terhadap ekonomi Rusia.
"Dengan larangan impor emas baru asal Rusia ini, lebih dari 13,5 miliar pon impor kami dari Rusia akan dilindungi oleh pembatasan.Mengingat peran London di jantung perdagangan emas global, ini menunjukkan Inggris akan mengambil langkah keras untuk menghentikan mesin perang Rusia," ujar Kanselir Inggris Rishi Sunak, seperti yang diberitakan oleh Business Standard.
Saya senang bahwa setelah berdiskusi dengan pihak lain di Jalur Keuangan G7, AS, Kanada, dan Jepang akan bergabung dengan kami dalam menerapkan tindakan ini, menutup jalan untuk penjualan emas Rusia dan memaksimalkan dampak yang dapat kami berikan pada Putin dan kroni-kroninya," tambahnya.