Internasional

Bukti Nyata RI Jadi Juru Selamat 'Kiamat' Ini di Malaysia

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
24 June 2022 13:45
KUALA LUMPUR, MALAYSIA - 2018/01/24: A foreigner is seen with a Malaysia flag as a background.

Kuala Lumpur or commonly known as KL is the national capital for Malaysia and is the fastest growing metropolitan regions in South-East Asia. The urban city is also well known to the world for tourism and shopping. Kuala Lumpur has a great public transportation for people travel around the city. (Photo by Faris Hadziq/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Foto: Malaysia (Photo by Faris Hadziq/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis pekerja migran yang melanda Malaysia belakangan ini tampaknya akan segera menemukan solusi. Tak lain dan tak bukan adalah Indonesia yang siap menjadi 'juru selamat'.

Tak dapat dipungkiri, Malaysia masih menjadi salah satu tujuan utama para pencari kerja asal Indonesia ke luar negeri, Hal itu sepertinya akan terus berlanjut dan membawa harapan kembali bagi Malaysia yang sedang pusing dengan 'kiamat' tenaga kerja.

Di sektor perkebunan, khususnya sawit, pekerja Indonesia dilaporkan akan tiba pada pekan ini. Sebelumnya, pengiriman terkendala birokrasi.

Ini merupakan kelompok pertama sejak negeri itu membuka kembali perbatasannya. "Sampai hari ini kami telah menyetujui permintaan 4.699 pekerja untuk perkebunan (sektor) saja," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono, kepada Reuters, dikutip Jumat (24/6/2022).

Dengan kembali hadirnya pekerja migran, Malaysia berharap dapat mengurangi kekurangan tenaga kerja yang besar di perkebunan kelapa sawit negaranya Produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia itu kekurangan setidaknya 1,2 juta pekerja di sektor manufaktur, perkebunan, dan konstruksi.

Kekurangan ini makin memburuk setiap hari karena aktivitas ekonomi tengah bangkit kembali pasca pandemi. Kedatangan pekerja migran sendiri akan membantu meringankan kekurangan lebih dari 100.000 pekerja di perkebunan kelapa sawit, yang terpaksa meninggalkan ribuan ton buah sawit membusuk di pohon karena kurangnya pemanen.

Angka kembalinya pekerja migran sendiri belum naik secara signifikan meski telah membuka kembali perbatasan pada April lalu. Ini akibat pemerintah yang lambat dan negosiasi yang berlarut-larut dengan Indonesia dan Bangladesh mengenai perlindungan pekerja.

Mei lalu Indonesia melarang sekelompok sekitar 150 pekerja perkebunan pergi ke Malaysia karena perekrut tidak mengikuti prosedur emigrasi yang tepat dan sebagian besar pekerja tidak memiliki visa yang tepat. Selain Indonesia, pekerja migran Malaysia kebanyakan juga datang dari Bangladesh.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Malaysia Diguncang 'Kiamat' Tenaga Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular