Subsidi LPG 3 Kg Pindah ke Kompor Listrik, Apa Kata ESDM?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
20 June 2022 19:50
Dirjen Migas Tutuka Àriadji usai dilantik, jumat (06/11/2020). (CNBC Indonesia/Anisatul Ummah)
Foto: Dirjen Migas Tutuka Àriadji usai dilantik, jumat (06/11/2020). (CNBC Indonesia/Anisatul Ummah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung program pengalihan anggaran untuk subsidi Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram ke program percepatan penambahan pengguna kompor induksi atau kompor listrik bagi rumah tangga. Dengan catatan, program tersebut tidak menggantikan program pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa program pengalihan subsidi dari LPG 3 Kg untuk pembelian kompor induksi diharapkan dapat menekan impor LPG 3 Kg yang selama ini membengkak. Namun demikian, ia berharap agar program untuk menekan impor LPG 3 Kg tidak menumpuk.

"Jadi yang diganti oleh listrik jangan diganti juga oleh gas kita, kita sudah koordinasi dengan mereka (Ditjen Gatrik). Jadi jangan tumpuk-tumpuk diganti dengan listrik diganti lagi dengan gas. Jadi jalan masing-masing. Kan ada sumber gas, ya kita pakai gas. Kalau tidak ada sumber gas di kota-kota yang gak ada sumber gas ya kita pakai listrik," kata dia di Gedung Kementerian ESDM, Senin (20/6/2022).



Untuk diketahui, PT PLN bersama pemerintah saat ini tengah menggodok program pengalihan anggaran untuk subsidi Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram ke program percepatan penambahan pengguna kompor induksi atau kompor listrik bagi rumah tangga.

Pasalnya, percepatan penambahan pengguna kompor induksi juga dapat menekan beban subsidi LPG 3 kilogram yang semakin besar. Khususnya akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini.

"Kami menggodok program dengan pemerintah bagaimana tadinya subsidi untuk LPG bisa direalokasikan untuk mempercepat penggunaan kompor induksi baik ini untuk pembelian kompor listriknya, sehingga ada pergeseran dari LPG impor yang harganya sudah Rp 18.000 per Kg," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, di dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/6/2022).

Dia mencatat harga keekonomian dari pengadaan kompor listrik berkisar Rp 10.350 ekuivalen dengan pengadaan 1 Kg LPG yang senilai Rp 18.000. Artinya dengan perpindahan penggunaan kompor induksi, mak penghematan yang akan diperoleh negara cukup besar.

Darmawan bahkan menargetkan dapat menggaet konsumen baru pengguna kompor induksi sebanyak 15 juta rumah tangga. Mengingat cara tersebut juga menjadi salah satu upaya perusahaan dalam mengatasi pasokan listrik yang berlebih.

PLN menargetkan penggunaan kompor induksi atau kompor listrik di tahun 2024 mencapai 8,5 juta. Pengguna kompor listrik akan semakin bertambah pada tahun 2030 mencapai 18,2 juta rumah tangga. Sementara, untuk menggunakan kompor listrik dibutuhkan daya sebesar 2.200 watt.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Siap-siap Aja, Ke Depan Dapetin LPG Melon Ngga Mudah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular