Internasional

Alhamdulillah, Ada Kabar Baik soal Omicron di Riset Baru Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 June 2022 15:30
Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)
Foto: Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - VarianĀ Omicron disebut-sebut tidak beresiko tinggi menyebabkan dampak jangka panjang dari infeksi Covid-19 atau yang biasa dikenal dengan Long Covid. Hal ini diungkapkan sebuah studi lembaga akademik terkemuka Inggris, King's College London.

Dalam rilis terbaru, peneliti King's College menemukan para pasien Omicron memiliki kemungkinan 20% hingga 50% lebih rendah terkena Long Covid bila dibandingkan dengan pasien infeksi Varian Delta. Ini berdasarkan analisa yang dilakukan dengan mengamati aplikasi studi Gejala COVID ZOE.

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa resiko Long Covid masih tetap ada di tengah masyarakat. Para ahli itu meminta agar masyarakat tetap berhati-hati.

"Studi dari King's diyakini sebagai penelitian akademis pertama yang menunjukkan Omicron tidak menimbulkan resiko besar Covid yang berkepanjangan, tetapi itu tidak berarti jumlah pasien Long Covid menurun," ujar tim peneliti dikutip Reuters, Jumat (17/6/2022).

Riset itu menambahkan risiko gejala yang tersisa setelah Omicron semakin rendah bagi warga yang divaksinasi ganda. Tidak ditemukan perbedaan statistik bagi mereka yang divaksinasi tiga kali lipat.

"Ini kabar baik, tapi tolong jangan hentikan layanan Covid Anda yang lama," tambah pemimpin peneliti Dr Claire Steves seraya memohon kepada penyedia layanan kesehatan.

Penelitian ini sendiri cukup berbeda dengan penelitian serupa yang dirilis pada Kamis kemarin. Penelitian itu menunjukkan tidak ada perbedaan substansial dalam risiko Long Covid antara varian.

"Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk menentukan mengapa Omicron mungkin memiliki risiko Long Covid yang lebih rendah," ujar tim peneliti itu.

Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan pada bulan Mei bahwa 438.000 orang di negara itu memiliki gejala Long Covid. Ini menyumbang 24% total infeksi corona di negara itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular