Gawat! Sri Mulyani Buka Suara Soal Fed & Rapat Darurat Eropa

Verda Nano, CNBC Indonesia
16 June 2022 13:37
Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konfrensi Pers APBN KiTa Edisi Maret 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konfrensi Pers APBN KiTa Edisi Maret 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal kondisi perekonomian terkini. Mulai dari pertemuan darurat Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) hingga kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) sebesar 0,75%.

Hal ini disampaikan dalam Pengarahan Kepada Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Penjabat Walikota di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022)

"Risiko ini bergeser sekarang muncul risiko karena dampak after pandemi yaitu pemulihan ekonomi yang tidak merata, munculnya masalah geopolitical baru perang Rusia - Ukraina ini persaingan negara dengan Eropa yang terjadinya rambatan dalam bentuk pangan dan energi," ujarnya.

Kondisi tersebut juga membuat gejolak di pasar keuangan dunia. Eropa adalah salah satu korbannya. Maka dari itu Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) mengadakan pertemuan darurat, Rabu (15/6/2022) pagi waktu setempat. Ini terjadi saat imbal hasıl (yield) obligasi melonjak di banyak negara zona Eropa.

"Eropa juga melakukan pertemuan emergency karena terjadi tekanan yang sangat besar, keuangan di Italia yang kondisi fikalnya rapuh," jelas Sri Mulyani.

Christine Lagarde, President of the European Central Bank (ECB) looks on during a press conference on Governing Council meeting focused on monetary policy in the euro zone in Amsterdam on June 09, 2022. (Photo by JOHN THYS / AFP) (Photo by JOHN THYS/AFP via Getty Images)Foto: Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde. 

Sementara itu di Amerika Serikat (AS) alami lonjakan inflasi yang di luar ekspektasi yaitu 8,6% yoy. Pada dini hari tadi, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5-1,75%. Kenaikan terbesar sejak 1994.

"Ini akan menyebabkan pelemahan ekonomi di negara besar seperti Amerika bahkan di China ini semua akan menyebabkan pelemahan ekonomi," pungkasnya.

Jerome Powell (Tangkapan Layar via Youtube CNBC Television)Foto: Jerome Powell (Tangkapan Layar via Youtube CNBC Television)

Indonesia akan terkena imbasnya. Namun besar atau kecil imbas yang dirasakan sangat bergantung kepada kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat dan daerah.

"Kebijakan kita harus menjaga keseluruhan keseimbangan," tegas Sri Mulyani.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Kenaikan Suku Bunga Eropa Jadi Kabar Buruk buat Inggris

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular