Internasional

'Juru Selamat' Rusia Terbukti Tokcer, Sanksi Barat Mental

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 June 2022 09:55
Gedung Kremlin di Moskow, Rusia
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - RentetanĀ sanksi dari Barat hingga kini ternyata belum mampu "melumpuhkan" Rusia. Hal ini terlihat dari data terbaru ekonomi Moskow yang dirilis Senin (13/6/2022) lalu.

Dalam data tersebut, ekspor sumber energi fosil Rusia (minyak, gas dan batu bara) selama 100 hari perang dengan Ukraina malah menembus 93 miliar euro (Rp143 triliun). China menjadi "juru selamat" Rusia, menggantikan Jerman sebagai tujuan ekspor terbanyak.

"China telah mengambil alih Jerman sebagai pembeli terbesar energi Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina," kata Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (Centre for Research on Energy and Clean Air), dikutip CNBC International.

Lembaga itu melaporkan jika China yang telah membeli energi senilai sekitar 12,6 miliar euro dari Moskow. Jerman sendiri dibelakang dengan 12,1 miliar euro, disusul dengan Italia dan Belanda sebesar 7,8 miliar euro, dan Polandia 4,4 miliar euro.

China memang dikenal dekat dengan Rusia. Dalam rilis Bea Cukai China pada April lalu, perdagangan keseluruhan kedua negara naik menjadi 243,03 miliar yuan (Rp514 triliun).

Sementara itu, Eropa sebenarnya memiliki ketergantungan dengan energi Rusia. Namun pasca serangan ke Ukraina, Uni Eropa (UE) berencana untuk menerapkan embargo pada pasokan energi Rusia.

Negara di Benua Biru akan membeli pasokan gas dari pemasok lain. Di antaranya Amerika Serikat (AS), Australia, dan Qatar.

Meski begitu, hal ini masih diperdebatkan oleh negara-negara daratan seperti Hungaria dan Slovakia. Pasalnya kebanyakan gas dari wilayah itu seringkali dikirimkan melalui jalur laut sementara mereka menggantungkan dari pasokan pipa.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sanksi Bakal Diperluas, AS Belum Puas Hajar Ekonomi Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular