Kasus Covid-19 Naik 54% Sepekan, Saatnya PPKM Diperketat?

Maesaroh, CNBC Indonesia
13 June 2022 11:10
Varian Baru Covid-19 Tembus RI, Ayo Siaga Lagi!
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus baru Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik sejak akhir Mei 2022. Peningkatan kasus baru dalam sepekan terakhir bahkan mencapai 54%.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (6-12 Juni 2022) mencapai 3.688, naik 54,6% dibandingkan pekan sebelumnya (30 Mei-5 Juni 2022) yang tercatat 2.385. Artinya, kasus Covid-19 sudah naik dalam tiga pekan terakhir. Kenaikan kasus bahkan terus menunjukkan angka yang signifikan.

Pada tiga pekan lalu, kasus Covid hanya naik 0,61% kemudian dua pekan lalu naik 30,7% dan pekan lalu melonjak 54,6%.

Data BNPB juga menunjukkan tambahan kasus baru selalu menembus 500 per hari sejak 7 Juni lalu. Padahal, sepanjang 28 April hingga 6 Juni 2022, tambahan kasus tidak pernah melewati 500 per hari.Sebagai catatan, 28 April 2022 adalah hari kerja terakhir sebelum libur panjang Lebaran tahun ini.

Peningkatan kasus dalam jumlah signifikan tidak bisa dilepaskan dari lonjakan tambahan kasus di ibu kota Jakarta dan Jawa Barat. Dua provinsi tersebut merupakan episentrum penyebaran Covid gelombang III.


Sepekan terakhir, Jakarta mencatat tambahan kasus sebanyak 1.940, naik 81% dibandingkan pekan sebelumnya (1.070). 
Jawa Barat pada pekan lalu menyumbang 574 kasus, naik dibandingkan pekan sebelumnya yakni 332.

Peningkatan dalam jumlah besar juga dicatatkan Banten. Provinsi tersebut menyumbang kasus sebanyak 447 pada pekan lalu, naik dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat sebanyak 262.

Peningkatan drastis juga terjadi pada rasio positivity rate. Sepekan terakhir, rata-rata positivity rate mencapai 0,99%. Level tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 0,71% atau tiga pekan lalu yakni 0,57%.

Pada Minggu (12/6/2022), positivity rate bahkan menembus 1,62%. Level tersebut adalah yang tertinggi sekal 9 April lalu (1,73%) atau dua bulan lebih.

Namun, angka kematian turun sepekan terakhir. Sebanyak 27 pasien dilaporkan meninggal karena Covid-19, turun drastis dibandingkan 41 jiwa pada pekan sebelumnya.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengatakan kenaikan kasus Covid-19 disebabkan sejumlah faktor mulai dari pelonggaran mobilitas, adanya varian baru, serta dampak dari libur Lebaran.  Sebagai catatan, libur Lebaran berlangsung sejak 29 April hingga 8 Mei 2022.


"Penduduk kita besar, kalau terinfeksi banyak yah jumlah kematian juga akan terdampak. Kalau kasus melonjak kan beban fasilitas kesehatan bertambah, ini yang harus dihindari," kepada CNBC Indonesia.

Secara khusus, dia juga menggarisbawahi semakin berkurangnya testing dan tracing. Padahal, testing dan tracing menjadi modal penting dalam mendeteksi jumlah kasus sebenarnya juga kemungkinan munculnya varian baru.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata jumlah orang yang diperiksa Covid-19 hanya 47.366 orang. Jumlah tersebut memang lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yakni 42.736 tetapi masih rendah dibandingkan dua pekan lalu yakni di kisaran 78.000.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Dicky mengingatkan potensi gelombang berikutnya dari Covid-19 selalu ada. Namun, akibat yang ditimbulkan mungkin tidak sebesar pada gelombang-gelombang sebelumnya.

"Secara jelas potensi baru gelombang ada. Cuma memang gelombang yang ditimbulkan akan beda, gelombang infeksi besar tetapi kesakitan dan kematian rendah," tutur Dicky.

Dia menambahkan ada kecenderungan varian baru dari varian baru Covid seperti BA.4 dan BA.5 yang lebih menyerang saluran pernapasan atas.


"Artinya apa?sangat penting memakai masker. Sangat penting juga menjaga sirkulasi udara," imbuhnya.
Kementerian Kesehatan melaporkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk ke Indonesia dengan jumlah kasus mencapai empat.

Dia berharap pemerintah segera meningkatkan tingkat vaksinasi untuk dosis ketiga untuk mencegah semakin besarnya penyebaran sub varian Omicron BA.4 dan BA.5. Pasalnya, jumlah penerima booster di Indonesia masih sangat rendah.
Hingga kemarin, penerima vaksinasi booster baru mencapai 47,63 juta atau baru 29% dari target.

Dicky mengingatkan Covid-19 masih menjadi pandemi global sehingga kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. Kalaupun pandemi nantinya hilang maka kewaspadaan harus tetap ditingkatkan karena ancaman masih menghadang.

Menurutnya, menjelang akhir status pandemi dan paska pandemi, dunia termasuk kita akan menghadapi tsunami long covid dan manifestasi lain dari infeksi covid.


"Kita akan menghadapi tsunami long covid dan manifestasi lain dari infeksi Covid akibat banyaknya kasus infeksi yang tidak tercegah dan tidak terdeteksi," tuturnya.

Preside Joko Widodo, Jumat (10/6/2022), mengakui adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, menurutnya kasus masih terkendali.


"Jadi masih pada posisi terkendali meskipun kita tahu, saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan. Ini karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan lalu karena kita Lebaran," tuturnya.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular