Pengusaha Setuju Luhut Hapus Minyak Goreng Curah, Ada Tapinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali mewacanakan penghapusan minyak goreng curah. Sebelumnya, pemerintah telah siap melarang peredaran minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022. Hanya saja, akibat efek domino pandemi Covid-19, rencana itu dibatalkan.

Pelarangan ini kembali dilontarkan oleh Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menanggapi rencana itu, produsen minyak goreng menyatakan dukungannya.

Baca: Terungkap! Ini Alasan Luhut Mau Hapus Minyak Goreng Curah

Pasalnya, kata Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNl) Sahat Sinaga, minyak goreng curah ini bermasalah. Bahkan, imbuh dia, ada potensi minyak goreng curah tumpah sebanyak 5-7% selama dalam perjalanan menuju konsumen.

Dengan kondisi Indonesia yang adalah negara kepulauan. Sehingga, distribusi minyak goreng dalam bentuk curah dinilai tidak efisien.

"Kalau cuma daratan itu mudah. Truk-truk bisa ke mana-mana berputar-putar. Tapi ini dari truk ke kapal, pindah lagi ke jeriken, pindah lagi ke plastik,"kata Sahat seperti dikutip dari detikcom, Minggu (12/6/2022).

Baca: Catat! Kata Luhut, Ekspor CPO Cs Kena Biaya Tambahan US$200

Selain itu, dia menambahkan, minyak goreng curah juga rentan dicurangi. Yaitu, modus mengolah kembali minyak jelantah.

Belum lagi, ujarnya, minyak goreng curah tiak memiliki jaminan halal. Karena itu, jika diwajibkan dalam kemasan, diharapkan status kehalalan minyak goreng menjadi lebih jelas.

Di sisi lain, dia memperingatkan, agar wajib minyak goreng dalam kemasan tidak membuka peluang terjadinya oligopoli.

Foto: dce Pemerintah kembali mewacanakan pelarangan minyak goreng curah.

Hanya saja, menurut Sahat, harga minyak goreng dalam kemasan nantinya setelah pelarangan curah akan di atas Rp14.000 per liter. Atau, di atas eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

Hal itu, kata dia, karena adanya tambahan biaya untuk pengemasan.

"Tidak banyak, paling tambahnya Rp 1.500. Biaya packing tidak banyak," jelasnya.

Artinya, harga minyak goreng kemasan diprediksi Rp 15.500 per liter. "Sekarang Rp 14.000 per liter, ya mungkin sekitar Rp 15.500 per liter," kata Sahat.

Baca: Luhut Urus Minyak Goreng, Ternyata Ini Jurus-Jurusnya

Kapan?

Sahat menambahkan, jika pemerintah akan mewajibkan minyak goreng dalam kemasan, idealnya baru bisa direalisasikan dalam 6 bulan ke depan. Pasalnya, pemerintah tengah memberlakukan kebijakan wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO).

"Dalam tempo 5-6 bulan seharusnya sudah bisa dilakukan. Jangan dikebut dalam tempo 2-3 bulan," kata Sahat.

Belum lagi, imbuh dia, butuh waktu untuk pengadaan mesin pengemasan minyak goreng. Juga, menyangkut ukuran yang akan tersedia di pasar. Program ini, kata dia, juga menyangkut sekitar 2 juta ton minyak goreng curah per tahun. Sehingga harus dipersiapkan dengan baik.

"Penghasil mesin itu dari luar negeri, dengan senang hati menaikkan harganya. Kita lagi yang rugi. Itu juga kita harus hati-hati melihat itu," ujarnya.

Baca: Perintah Jokowi Harga Minyak Goreng Termahal Rp14.000, Bisa?

Dikutip dari detikcom, Minggu (12/6/2022), Luhut mengatakan, pemerintah berencana menghapus minyak goreng curah dari peredaran. Yang akan digantikan minyak goreng dalam kemasan sederhana.

Saat ini, minyak goreng dalam kemasan sederhana memang sudah beredar. Sebelumnya, minyak goreng sederhana diedarkan menggunakan merek seragam, Minyakita.

Menurut Luhut, penghapusan minyak goreng curah dilakukan secara bertahap. Alasan di balik keputusan penghapusan minyak goreng curah sendiri adalah karena dinilai kurang higienis.

(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Teriak Kesulitan Membeli Minyak Goreng Curah