Internasional

Ada Perang di Ukraina, Laba Perusahaan ZARA Malah Meroket

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 08/06/2022 20:20 WIB
Foto: Zara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pakaian multinasional Spanyol, Industria de Diseño Textil (Inditex) membukukan lonjakan laba kuartal pertama meskipun telah menutup tokonya di Rusia setelah serangannya ke Ukraina pada Rabu (8/6/2022).

Melansir AFP, pemilik merek fesyen ZARA ini mengatakan laba bersihnya meningkat 80% dalam tiga bulan pertama tahun keuangannya hingga 31 April, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peritel mode terbesar dunia itu menghasilkan laba 760 juta euro atau setara Rp11,7 triliun dibandingkan 440 juta euro (Rp6,8 triliun) selama kuartal pertama tahun keuangan 2021 saat pandemi virus corona.

Kenaikan laba terjadi meskipun ada penyisihan 216 juta euro untuk perkiraan biaya yang timbul dari dampak perang Ukraina. Jika tak ada perang, pendapatan perusahaan akan meningkat menjadi hampir 940 juta euro.


Grup yang sejak April dipimpin oleh Marta Ortega, putri pendiri multi-miliarder Amancio Ortega, melaporkan penjualan 6,74 miliar euro, naik 36% dari periode yang sama pada 2021.

Selain ZARA, grup perusahaan ini juga memiliki delapan merek kelas atas termasuk Massimo Dutti dan label remaja Stradivarius. 

Perusahaan telah memperingatkan bahwa penjualan 2022 akan dipengaruhi oleh serangan Rusia ke Ukraina. Setelah Rusia mengirim pasukan pada akhir Februari, Inditex menutup semua tokonya di Ukraina dan menangguhkan semua aktivitas ritel di Rusia, pasar terbesarnya setelah Spanyol, menutup 502 tokonya dan menangguhkan semua transaksi online sejak 5 Maret.

Inditex mengatakan bahwa penghentian aktivitas penjualan di Rusia telah diimbangi oleh "pertumbuhan yang kuat" di wilayah lain, terutama Amerika Serikat.

Hasil laba pada Rabu sejalan dengan ekspektasi analis, dengan Factset melihat keuntungan sebesar 770 juta euro terhadap omset 6,27 miliar euro. Penjualan online, yang melonjak selama pandemi, turun 6,0%, meskipun Inditex memperkirakan angka itu akan mencapai "30 persen dari total penjualan" pada 2024.

Saham pengecer mode terbesar dunia diperdagangkan 4,23% lebih tinggi pada perdagangan pagi hari di bursa saham Madrid. Ketika pandemi pertama kali terjadi dua tahun lalu, keuntungan Inditex menukik tajam karena sebagian besar tokonya yang ditutup pada paruh pertama tahun 2020.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Cetak Untung Rp 49,5 Triliun di Tahun 2024