Internasional
Kebal Inflasi, Induk Zara Cuan Rp 21 Triliun dalam 3 Bulan
luc, CNBC Indonesia
14 December 2022 20:24
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib industri tekstil dan fesyen jelang akhir tahun tampaknya bergerak ke arah yang berlawanan.
Di kala industri tekstil, seperti yang terjadi di Indonesia, 'mati-matian' bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit, industri fesyen global justru masih mampu mencetak laba tinggi.
Setidaknya itu yang terjadi pada pemilik Zara, Inditex, yang melaporkan lonjakan laba pada kuartal ketiga tahun fiskalnya, meskipun inflasi melonjak dan perang di Ukraina berdampak pada biaya bisnis.
Grup yang juga memiliki Massimo Dutti, mengatakan memperoleh laba bersih 1,3 miliar euro atau setara Rp 21,58 triliun (kurs Rp 16.600) sepanjang Agustus-Oktober 2022, dibandingkan dengan 1,23 miliar euro atau Rp 20,42 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, sepanjang periode Februari-Oktober, raksasa fesyen itu mengatakan pendapatan bersih naik 3,1 miliar euro atau 24% dari periode yang sama 2021.
Penjualan juga naik 19%, mencapai 23 miliar euro, berkat penampilan yang kuat di toko-toko fisik dan online.
"Hasilnya datang meskipun 'konteks yang menantang saat ini', kata CEO Inditex Oscar Garcia Maceiras, merujuk pada inflasi dan konflik di Ukraina, dikutip AFP, Rabu (14/12/2022).
Perusahaan mengakui ada peningkatan biaya produksi dan transportasi akibat terganggunya rantai pasok.
Biaya operasi naik 17% antara Agustus dan Oktober dibandingkan dengan periode yang sama 2021.
Perlu diketahui, Inditex pada Maret lalu memutuskan untuk menutup 502 toko di Rusia dan menghentikan penjualan online di negara tersebut, yang telah menjadi salah satu pasar terbesarnya setelah Spanyol dan menyumbang 10% dari penjualan perusahaan.
Namun, Inditex mengatakan penjualan online dan di dalam toko global naik 12%.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami PHK Besar-Besaran di RI, Perusahaan Ini Malah Untung
Most Popular