Australia Jadi Saingan RI Pasok Batu Bara ke Jerman
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Eropa yang akan menyetop impor batu bara dari Rusia bisa berpeluang bagi negara produsen batu bara seperti Australia atau Indonesia. Namun demikian, rupanya tak mudah bagi RI untuk menggantikan pasar batu bara asal Rusia tersebut.
Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo mengatakan bahwa 7% pasokan batu bara Jerman selama ini berasal dari Rusia. Oleh sebab itu, dengan kebijakan menyetop pembelian batu bara Rusia, maka pembeli dari Eropa seperti Jerman mulai aktif mencari pasokan batu bara dari negara lain.
Menurut dia Indonesia bisa saja berpeluang untuk melakukan ekspor batu bara ke Eropa. Namun dengan catatan harga batu bara dalam kondisi bagus dan tidak jeblok.
"Australia even lebih jauh namun kita melihat dominan perusahaan besar. Sehingga lebih banyak fasilitas pelabuhan, banyak kapal kapal besar, Indonesia berkesempatan ada saja menggantikan Jerman yang 7% namun kesempatan itu terjadi kalau harga tinggi," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (7/6/2022).
Australia even lebih jauh namun kita melihat dominan perusahaan besar. Sehingga lebih banyak fasilitas pelabuhan, banyak kapal kapal besarSinggih Widagdo |
Di samping itu, batu bara yang dimiliki Indonesia rata rata adalah jenis kalori menengah. Sementara jenis yang dibutuhkan Jerman adalah batu bara kalori yang tinggi.
"Rata-rata yang diekspor Australia permintaan Jerman itu adalah kalori atas dan kita juga terbatas," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa pihak Jerman melalui Asosiasi Perusahaan Batu Bara di Jerman (VDKI) mengungkapkan keinginannya untuk melakukan kerja sama suplai batu bara dari Indonesia.
Hal itu dikatakan langsung oleh Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi.
Menurutnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif melakukan pertemuan dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batubara di Jerman (VDKI) dan juga CEO HMS Bergbau AG, Lars Schernkau, bertempat di Hotel Palace Berlin, Jumat (27/5) waktu setempat.
"Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50% dari suplai batubara Jerman berasal dari Rusia dan dengan perkembangan situasi saat ini, Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batubara dari Indonesia," ungkap Agung.
Menteri ESDM juga meminta VDKI bisa berkoordinasi dengan Asosiasi perusahaan serupa di kawasan Eropa, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta terms and conditions untuk kontrak tersebut.
(pgr/pgr)