
Ekspor Batu Bara RI ke China Turun, Ternyata Sudah Diprediksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Volume ekspor batu bara Indonesia ke negara tujuan utama seperti China dan India diprediksi akan mengalami penurunan. Terutama dalam beberapa tahun mendatang.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan kondisi tersebut terjadi seiring dengan adanya pergeseran dalam hal permintaan batu bara RI.
"Yang pasti memang 2 tahun yang lalu sudah diprediksi bahwa ekspor kita akan berkurang di 2025-2026 bahkan ke depannya. Kenapa? karena memang kondisi pasarnya sudah over supply, jadi produksi suplai lebih besar dari permintaan," kata Hendra ditemui di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Menurut Hendra, sama halnya dengan Indonesia, negara-negara tujuan ekspor tersebut juga merupakan produsen batu bara terbesar. Sehingga mereka juga mempunyai kepentingan untuk menggenjot ekonomi dengan memanfaatkan produksi batu bara dalam negeri.
Bahkan di China sendiri, produksi batu bara dalam negeri pada tahun lalu sudah hampir 5 miliar ton.
"Jadi ya mereka berkepentingan industri batubaranya juga maju, produksi meningkat gitu karena kebutuhan energinya meningkat, nah oleh karena itu produksinya tinggi sekali," kata Hendra.
Sebagaimana diketahui, impor batu bara China dari Indonesia, pemasok terbesar negeri panda turun tajam sebesar 30 persen secara tahunan (year-on-year) pada Juni 2025.
Mengutip Energyworld.com, Senin (21/7/2025), jumlah tersebut melampaui rata-rata penurunan total impor batu bara China, seiring dengan peralihan pembeli dari batu bara dengan kandungan panas yang lebih rendah ke panas yang lebih tinggi.
Berdasarkan data bea cukai yang dirilis Minggu (20/7/2025), volume impor batu bara dari Indonesia pada Juni tercatat sebesar 11,62 juta metrik ton.
Secara kumulatif, selama enam bulan pertama, Tiongkok telah mengimpor 90,98 juta ton batu bara dari Indonesia. Angka ini turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut data tersebut, penurunan harga batu bara global telah membuat batu bara berkualitas tinggi yang menghasilkan lebih banyak energi per ton, menjadi lebih kompetitif dari segi biaya.
Selain itu, meningkatnya produksi batu bara domestik di Tiongkok juga turut berkontribusi terhadap penurunan volume impor secara keseluruhan. Hal ini telah menekan permintaan pasokan batu bara Indonesia.
Secara total, impor batu bara Tiongkok dari seluruh negara pada Juni hanya mencapai 33,04 juta ton, turun 26 persen secara tahunan dan menjadi volume bulanan terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Untuk paruh pertama tahun 2025, total impor batu bara Tiongkok turun 11 persen secara tahunan menjadi 221,7 juta ton.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Pakai HBA Untuk Ekspor Batu Bara, Permintaan dari China Turun?