Ada Titik Cerah, Kontraksi Ekonomi Jepang Mulai Menciut

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
08 June 2022 13:18
Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)
Foto: Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)

Sejumlah Ekonom memperkirakan ekonomi Jepang akan tumbuh positif di kuartal II tahun. Optimisme ini timbul karena konsumen mendapatkan kembali kepercayaan diri untuk membelanjakan uang setelah pencabutan pembatasan mobilitas.

The Japan Center for Economic Research (JCER) memperkirakan ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 1,3% yoy pada kuartal II tahun ini.
"Kami berharap PDB akan rebound di kuartal II tahun ini karena konsumsi rumah tangga yang membaik meskipun lonjakan inflasi akan membatasi PDB," tutur Robert Carnell, analis dari ING, seperti dikutip dari AP.

Dibukanya kembali pariwisata juga diharapkan mampu mempercepat gerak perekonomian Negara Matahari Terbit.

Namun, sejumlah risiko masih mengintai. Berdasarkan laporan ekonomi yang diperbarui pada hari ini, Rabu (8/6/2022), risiko utama telah bergeser dari pandemi ke inflasi yang disebabkan kenaikan biaya dan diperburuk oleh nilai mata uang yang merosot.  

Artinya, ada dampak lanjutan dari perang Rusia di Ukraina dan perlambatan yang perlu dikhawatirkan.Penurunan yen membuat harga barang impor menjadi lebih tinggi.

Di sisi lain, Pada Selasa (7/6/2022) Gubernur bank sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa pelemahan yen bermanfaat bagi perekonomian Jepang, selama pergerakan mata uang tidak terlalu tajam.


Sejauh ini, Bank of Japan bertahan dengan sikap kebijakan dovish yakni membiarkan suku bunga ultra-rendah untuk mendukung perekonomian. Langkah ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi beberapa negara di mana bank sentral memilih menaikkan suku bunga untuk mendinginkan inflasi.

Jepang mencatatkan inflasi di bulan April 2022 sebesar 2,5%. Untuk mengurangi dampak inflasi, pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida pada Selasa (17/5/2022) menyetujui program bantuan fiskal senilai 2,7 triliun yen atau sekitar Rp307 triliun.

Bantuan termasuk subsidi bensin dan pemberian uang tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah.
Untuk membantu warga Jepang, Bank of Japan juga melawan tren pengetatan global dengan menjaga biaya kredit pada level terendah untuk bisnis dan rumah tangga.

Semua kebijakan tersebut diharapkan bisa mengerek kembali pertumbuhan ekonomi Jepang ke zona positif di kuartal dua tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular