
Awas "Triple Kiamat" Dipicu Perang Rusia & Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina masih belum menemui pengurangan eskalasi. Pertempuran sengit masih terjadi di wilayah Ukraina Timur, tepatnya Luhansk dan Donetsk.
Terbaru Rusia juga menyerang kembali ibu kota Ukraina Kyiv pada Minggu. Di hari yang sama Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberi sinyal target baru, jika Barat terutama Amerika Serikat (AS), terus memberi senjata ke Ukraina.
Nyatanya, perang ini telah membawa beberapa krisis di dunia. Tak hanya Ukraina, cakupan krisis bisa mengancam seluruh dunia.
Berikut "triple kiamat" yang ditimbulkan perang Rusia-Ukraina seperti dirangkum CNBC Indonesia, Senin (6/6/2022):
1. Krisis Pangan
Saat ini, beberapa negara-negara di dunia dilanda krisis pangan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peran Rusia dan Ukraina dalam pasokan biji-bijian global, salah satunya adalah gandum.
Gandum kedua negara itu sendiri banyak diekspor dan menjadi komoditas yang sangat penting di beberapa wilayah seperti Timur Tengah. Di Mesir, mengimpor 80% gandumnya dari kedua negara yang bertikai itu.
Selain Mesir, Lebanon, yang sudah bertahun-tahun mengalami krisis utang dan inflasi, mengimpor 60% gandumnya dari Moskow dan Kyiv.
Untuk mengatasi hal ini, Arab Saudi yang merupakan negara besar di kawasan itu pada akhir Maret menjanjikan US$ 15 miliar bantuan ekonomi kepada Kairo. Dana itu disalurkan untuk menolong negara berpenduduk terpadat di Timur Tengah itu yang saat ini terpukul keras oleh rekor harga biji-bijian akibat perang.
2. Krisis Energi
Krisis energi juga dirasakan sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina ini. Krisis ini disebabkan oleh pasokan gas dan minyak Rusia yang dilarang oleh beberapa negara-negara Barat yang merasa komoditas itu merupakan mesin uang untuk perang.
Hal ini membuat harga minyak semakin terkerek hingga diatas US$ 100/barel. Pada Senin (6/6/2022) pukul 06:32 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 121,47/barel. Naik 1,46% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 120,51/barel.
3. Krisis Chip
Dunia juga terancam krisis chip. Pasalnya Moskow memutuskan untuk membatasi ekspor gas mulia yang merupakan bahan yang cukup penting dalam pembuatan chip.
"Rusia membatasi ekspor gas mulia seperti neon, bahan utama untuk membuat chip, hingga akhir 2022 untuk memperkuat posisi pasarnya," kata kementerian perdagangannya dikutip Jumat.
Wacana pembatasan ekspor ini sendiri sebelumnya telah digulirkan pada akhir Mei lalu. Saat ini, Moskow menyumbang 30% dari pasokan global gas mulia. Salah satu tujuan ekspor Rusia untuk bahan itu adalah Jepang.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Rusia-Ukraina Makan Korban, Ini Dampak ke Eropa-Asia
