Internasional

Putin Balas Dendam Lagi, Barang Ini Terancam "Kiamat"

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 03/06/2022 11:00 WIB
Foto: REUTERS/MAXIM SHEMETOV

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia memutuskan untuk membatasi ekspor gas mulia. Hal ini terjadi saat Negeri Beruang Putih itu diberondong sanksi ekonomi lagi oleh negara-negara Barat atas serangannya ke Ukraina.

Mengutip AFP, Moskow menyatakan hal ini untuk melindungi industri negara itu. Diketahui, gas mulia merupakan bahan yang cukup penting dalam pembuatan chip.

"Rusia membatasi ekspor gas mulia seperti neon, bahan utama untuk membuat chip, hingga akhir 2022 untuk memperkuat posisi pasarnya," kata kementerian perdagangannya dikutip Jumat (3/6/2022).


Wacana pembatasan ekspor ini sendiri sebelumnya telah digulirkan pada akhir Mei lalu. Saat ini, Moskow menyumbang 30% dari pasokan global gas mulia. Salah satu tujuan ekspor Rusia untuk bahan itu adalah Jepang.

"Langkah ini akan memberikan kesempatan untuk mengatur ulang rantai yang sekarang telah putus dan membangun yang baru," kata Wakil Menteri Perdagangan Vasily Shpak kepada Reuters melalui layanan pers kementerian pada hari Kamis.

Shpak juga menambahkan Rusia bertekad untuk meningkatkan produksi gas mulianya dalam beberapa waktu mendatang. Ini untuk mempercepat perkembangan industri di negara itu.

"Kami percaya bahwa kami akan memiliki kesempatan untuk didengar di rantai global ini, dan ini akan memberi kami beberapa keunggulan kompetitif jika perlu untuk membangun negosiasi dengan rekan-rekan kami yang saling menguntungkan," tambahnya.

Awal pekan ini, Uni Eropa menjatuhkan embargo pada 2/3 minyak Rusia. Kawasan melarang pengiriman impor minyak negeri itu dari laut, yang diangkut kapal tanker.

Ini adalah paket ke-6 dari sanksi yang diberikan. UE juga melakukan pemutusan bank terbesar Rusia Sberbank dari sistem SWIFT global, melarang tiga lembaga penyiaran negara Rusia dan lalu memasukkan lagi sejumlah warga Moskow ke dalam daftar hitam kejahatan perang.

Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Kini 20% wilayah Ukraina, rata-rata di kawasan Timur, sudah dikuasai Rusia.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Gempur Ukraina Dengan Serangan Terbesar Sejak 2022