Internasional

Jreng... Tiba-tiba Rusia Warning Turki, Ada Apa Erdogan?

sef, CNBC Indonesia
03 June 2022 06:19
Infografis: Benang Merah, Mengapa Turki dan Rusia Ribut Suriah?
Foto: Presiden Erdogan dan Presiden Putin (Arie Pratama)

Jakarta, CNBC Indonesia Rusia tiba-tiba memperingatkan Turki. Negara Presiden Vladimir Putin itu meminta Ankara untuk "menahan diri".

Hal ini terkait operasi militer yang ingin dilakukan di Suriah utara. Sebelumnya Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan itu guna menargetkan pemberontak yang disebutnya "teroris" kelompok Kurdi.

"Kami berharap Ankara akan menahan diri dari tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan berbahaya dari situasi yang sudah sulit di Suriah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Jumat (3/6/2022).

"Langkah seperti itu, dengan tidak adanya kesepakatan dari pemerintah yang sah dari Republik Arab Suriah, akan menjadi pelanggaran langsung terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah ... dan akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut di Suriah", tambahnya.

Erdogan sendiri memang berencana membangun zona keamanan baru di perbatasan selatannya sepanjang 30 kilometer. Ia pun merujuk dua kota di Suriah utara yakni Tal Rifaat dan Manbij.

Sebelumnya, hal ini juga menimbulkan reaksi keras dari Amerika Serikat (AS). Washington, bisa membahayakan sekutu NATO di sana, termasuk pasukan AS, mengingat Paman Sam bekerja sama dengan Kurdi untuk menghancurkan ISIS di Suria.

"Kami sangat prihatin dengan laporan dan diskusi tentang potensi peningkatan aktivitas militer di Suriah utara dan, khususnya, dampaknya terhadap penduduk sipil," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price akhir Mei lalu.

"Kami mengutuk setiap eskalasi. Kami mendukung pemeliharaan jalur gencatan senjata saat ini," ujarnya lagi.

Sebenarnya, Turki telah meluncurkan tiga serangan ke Suriah sejak 2016. Ini ditujukan untuk menghancurkan pejuang Kurdi, PKK, yang dianggap pemberontak dan dilarang di dalam negeri.

Namun di Oktober 2019, Erdogan dan mantan Presiden AS Donald Trump telah sepakat soal selesainya misi di Suriah. Di mana kedua negara akan mundur.

Di Suriah, Rusia sendiri merupakan teman pemerintahan yang berkuasa. Namun pemerintah berkuasa merangkul Kurdi yang menyebabkan permusuhan Turki.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Putin & Erdogan Bertemu di Iran, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular