
Jreng! Putin & Erdogan Bertemu di Iran, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Ebrahim Raissi akan menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ketiganya melakukan pertemuan, Selasa (19/7/2022) ini waktu setempat.
Pertemuan ketiganya adalah perdana sejak Raisi menjabat. Ini juga merupakan perjalanan kedua ke luar negeri oleh Putin dari Rusia sejak ia memerintahkan serangan ke Ukraina.
Pertemuan juga dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi Timur Tengah untuk pertama kalinya sejak menjabat. Biden mengunjungi Israel, Palestina dan Arab Saudi.
Lalu apa yang dibahas?
Mengutip AFP, ketiga negara membahas soal perang Suriah. Di mana Iran dan Rusia mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad dan Turki mendukung pasukan pemberontak.
Pertemuan itu terjadi setelah Erdogan mengancam akhir tahun lalu untuk melancarkan serangan baru di Suriah utara terhadap militan Kurdi, kelompok yang dianggap Turki teroris di negerinya. Namun Iran memperingatkan bahwa setiap tindakan militer Ankara di Suriah dapat "menggoyahkan kawasan".
Turki telah meluncurkan gelombang serangan ke Suriah sejak 2016. Selain menargetkan milisi Kurdi, Turki yang bersama NATO juga menyerang ISIS di Suriah dan pasukan yang setia kepada Assad.
"Erdogan tiba di Teheran pada Senin malam, dan diterima oleh Raisi pada Selasa pagi di kompleks istana Saadabad," kata televisi pemerintah.
"Putin diperkirakan akan tiba di Iran pada Selasa malam."
Sementara itu, pengamat menilai pertemuan bukan kebetulan. Ini tak hanya terkait Suriah, tapi juga perang Ukraina.
"Waktu KTT ini bukan suatu kebetulan ... Turki ingin melakukan 'operasi khusus' di Suriah seperti halnya Rusia menerapkan 'operasi khusus' di Ukraina," kata analis Rusia Vladimir Sotnikov.
"Pada akhirnya, Erdogan berharap mendapatkan 'lampu hijau' dari Putin dan Raisi untuk operasi militer Turki di Suriah, kata seorang sarjana tamu di Carnegie Europe, Sinan Ulgen.
Sementara sumber Kremlin, mengutip media yang sama, mengatakan Putin dan Erdogan akan membahas mekanisme untuk mengekspor gandum dari Ukraina. Perang Rusia di Ukraina telah secara besar-besaran menghambat pengiriman dari salah satu pengekspor gandum dan biji-bijian terbesar di dunia, memicu kekhawatiran akan kekurangan pangan global.
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Langka! Melihat Senyum Manis Putin Bertemu Erdogan di Iran