Internasional

Tiba-tiba Erdogan Mengancam NATO, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 July 2022 15:00
Turkish President Recep Tayyip Erdogan speaks to reporters before departing for a visit to Ukraine, in Istanbul, Monday, Feb. 3, 2020. Turkey hit targets in northern Syria, responding to shelling by Syrian government forces that killed at least four Turkish soldiers, the Turkish president said Monday. A Syrian war monitor said six Syrian troops were also killed.(Presidential Press Service via AP, Pool)
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Presidential Press Service via AP, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba mengancam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia berjanji akan membekukan proses keanggotaan Swedia dan Finlandia di aliansi itu. 

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kami akan membekukan proses jika negara-negara ini tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kami," tegas Erdogan melansir AFP, Selasa (19/7/2022)

"Kami secara khusus mencatat bahwa Swedia tidak memiliki citra yang baik tentang masalah ini," tambah pemimpin Turki itu.

Erdogan menuding kedua negara sebagai surga bagi gerilyawan Kurdi. Ia secara khusus menyoroti Partai Pekerja Kurdistan (PKK) kelompok pemberontak Turki yang dianggapnya berlindung di Swedia dan Finlandia.

Ini merupakan perubahan drastis dari sikap Turki sebelumnya. Akhir bulan lalu, Turki menyatakan setuju menerima kedua negara Nordik bergabung dengan aliansi dengan beberapa syarat.

Pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada akhir Juni, Erdogan meminta Swedia dan Finlandia untuk "melakukan bagian mereka" dalam perang melawan terorisme. Ini merujuk ke gerilyawan Kurdi.

Sementara itu, Erdogan sendiri akan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raissi. Ini dilakukan untuk terkait perang Suriah.

Rusia, Turki dan Iran merupakan pemain utama dalam perang yang telah menghancurkan Suriah sejak 2011. Di mana Moskow dan Teheran mendukung rezim Bashar al-Assad dan Ankara mendukung pemberontak.

Sebelumnya, Swedia dan Finlandia memutuskan untuk sepakat bergabung pada aliansi itu lantaran serangan Rusia ke Ukraina. Baik Stockholm maupun Helsinki memandang serangan itu merupakan ancaman keamanan yang penting bagi negaranya.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Turki Disebut Akan Keluar dari NATO, Kenapa Erdogan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular