
Update: 40.000 Ekor Ternak RI Kena Penyakit Mulut & Kuku

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, populasi ternak yang terkena virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih kecil. Setidaknya jika dibandingkan dengan populasi ternak di Indonesia. Hanya saja, dia mengakui, ada tren pertambahan kasus PMK di luar pulau Jawa.
"Dari data yang kami miliki PMK sebarannya bertambah tapi jumlah kesembuhannya juga sangat naik, kematian juga turun," kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (2/6/2022).
"Populasi yang terkena virus PMK saat ini masih sekitar 40.000 ekor, masih sangat kecil jika dibandingkan populasi di 17 provinsi mencapai 30 juta," lanjut Syahrul.
Dia juga menjelaskan penanganan untuk distribusi hingga isolasi sapi sudah jelas masih terkontrol dengan baik. Namun dia mengimbau kalau isu ini jangan menjadi konsumsi negatif bagi peternak.
"Semua masih oke dan jalan, memang agak naik di Jawa ini tapi luar Jawa makin surut," jelasnya.
Upaya penanganan penyakit PMK ini pemerintah mulai melakukan isolasi bagi daerah atau kabupaten yang terserang wabah ini.
Selain itu Kementerian Pertanian juga tengah mendorong untuk memproduksi vaksin dalam negeri dalam kurung waktu 2 - 3 bulan ke depan.
Sampai saat ini belum ada larangan untuk mengonsumsi daging hewan ternak yang terkena penyakit PMK.
Namun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa bagi sapi, kambing, atau kerbau yang terkena PMK gejala berat untuk tidak dijadikan hewan kurban.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wabah PMK Serang Ternak Indonesia, Harga Daging Sapi Naik?