Perang Minggir! India Terancam Gelap Gulita, RI "Superhero"

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
01 June 2022 06:36
Ilustrasi Bendera India. AP/
Foto: Ilustrasi Bendera India. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis listrik kini mengancam India. Hal itu kemungkinan terjadi di Juli-Agustus 2022.

Lembaga riset independen, The Central Electricity Authority of India (CEA) memprediksi puncak permintaan listrik Negeri Bollywood akan mencapai 214 gigawatt di Agustus. Rata-rata kebutuhan energi juga bisa meningkat lebih dari bulan Mei ini menjadi 1.33.426 juta unit (MUs).

Mengutip Washington Post, gelombang panas menjadi penyebab. Mei ini, India bagian utara, selatan dan barat, bahkan mencatat suhu lebih dari 40 derajat Celcius.

Di beberapa area, panas bahkan nyaris menembus 50 derajat Celcius. Ini membuat warga mengonsumsi listrik untuk pendingin dalam jumlah besar.

Akibatnya pemerintah kini kembali memerintahkan beroperasinya pembangkit listrik batu bara dengan kapasitas penuh. Padahal sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Narendra Modi sendiri telah menggembar-gemborkan visinya untuk mengubah India menjadi pemimpin dalam energi terbarukan.

"Kementerian Lingkungan telah memberikan izin tambang batu bara untuk meningkatkan produksi hingga 50% tanpa mencari izin baru," tulis media Amerika Serikat (AS) itu mengutip sebuah memo 7 Mei.

"Memo itu mengaitkan peraturan lingkungan yang longgar dengan tekanan besar pada pasokan batu bara domestik di negara itu dan mengatakan "semua upaya sedang dilakukan untuk memenuhi permintaan batu bara"," tambah Post.

India mencatat rekor produksi batu bara sebesar 777,26 juta ton (MT) pada tahun keuangan 2021-22. Ini meningkat 8,54% dibandingkan 716,08 MT pada tahun sebelumnya.

"Awal muson barat daya akan semakin menghambat penambangan dan pengangkutan batubara dari tambang ke pembangkit listrik," kata CREA dikutip dari Economic Times.

"Jika stok batubara tidak diisi ulang ke tingkat yang memadai sebelum monsun, negara ini mungkin akan menuju krisis listrik lagi pada Juli-Agustus 2022."

Halaman 2>>

Dalam mengatasi masalah kelistrikan, terutama dari sisi pasokan batu bara ini, pemerintah India sudah mendesak dunia usaha untuk segera mengimpor batu bara sebanyak 19 juta ton hingga akhir Juni mendatang.

Adapun salah satu sumber impor batu bara India berasal dari Indonesia. Bila India akan menambah impornya, maka ini akan menjadi berkah bagi Indonesia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia membenarkan, bahwa saat ini ada kelebihan permintaan batu bara dari India. Hanya saja untuk besaran detilnya Hendra belum mengetahui.

"Tapi seperti biasa, buyer dari India selalu mencoba mencari harga yang lebih kompetitif," terang Hendra kepada CNBC Indonesia.

Menurut catatan Hendra, sejauh ini India menjadi negara tujuan ekspor RI yang kedua terbesar setelah China. Mengacu data yang dibeberkan, pada tahun 2021 ekspor batu bara ke India mencapai 65 juta ton.

Tak hanya Hendra yang mengatakan bahwa ada permintaan batu bara RI ke India, Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava menyatakan bahwa permintaan dari India meningkat, hanya saja harga batu bara yang tinggi saat ini telah menghalangi India untuk melakukan impor batu bara yang lebih banyak.

"Tetapi sekarang harus dilanjutkan dan permintaan diperkirakan akan meningkat," terang Dileep kepada CNBC Indonesia.

Sayangnya kata Dileep, karena sedang musim fenomena La Nina dan hujan lebat sejak kuartal IV-2021 di Indonesia, produksi batu bar mengalami penurunan, Sehingga, produsen batu bara asal Indonesia menetapkan untuk memprioritaskan pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya PT PLN (Persero).

"Semoga hujan dapat mereda mulai akhir 22 Mei, sampai saat itu pasokan sangat terbatas dan sulit untuk memenuhi permintaan baru yang timbul dari perang Ukraina. Namun, kami melihat tekanan naik pada harga batu bara yang kemungkinan akan tetap tinggi tahun ini dan mungkin seterusnya," tandas Dileep.

Menurut kacamata Dileep, permintaan listrik di seluruh India telah meningkat selama kondisi gelombang panas saat ini. Sayangnya, stok batubara di pembangkit listrik, khususnya di daerah pesisir dilaporkan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Adapun juga, kendala transportasi kereta api semakin memperburuk situasi yang memaksa pihak berwenang untuk memotong kereta penumpang dan memindahkan lebih banyak penggaruk batu bara.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh India Terancam Krisis Listrik Lagi, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular