
Covid China Sudah Turun? Ini Update Terbaru Shanghai-Beijing

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota-kota besar China, seperti Beijing dan Shanghai, mulai melonggarkan aturan pengendalian Covid-19. Ini berlangsung mulai akhir pekan kemarin, seiring menurunkan infeksi lokal.
Secara nasional, jumlah kasus baru di daratan turun menjadi 20 pada Minggu (29/5/2022). Sehari sebelumnya, ada 54 kasus.
Khusus Beijing, ada delapan kasus baru. Sementara Shanghai ada enam kasus.
"Di Beijing, pusat perbelanjaan besar, termasuk mal mewah yang ditutup sementara sebulan lalu karena Covid, mengumumkan akan dibuka kembali mulai Minggu," tulis CNBC International mengutip media setempat, Senin.
"Hotel-hotel di pinggiran ibu kota juga bisa dibuka kembali."
Sebagian besar transportasi umum juga akan kembali beroperasi di area bisnis utama. Lebih banyak orang pun telah diizinkan untuk kembali bekerja secara offline.
Namun, perpustakaan dan museum dapat dibuka kembali dengan kapasitas setengahnya. Ini juga berlaku bagi tempat kebugaran.
Restoran pun hanya bisa beroperasi dengan sistem takeout atau pesan antar, tanpa pelanggan yang makan di dalam. Sekolah menengah dan sekolah dasar tetap ditutup.
Sementara Shanghai sendiri mengatakan bisnis dapat mulai dibuka kembali tanpa harus mengajukan persetujuan mulai Rabu. Kota pun mengumumkan serangkaian tindakan untuk mendukung bisnis, terutama yang memiliki sedikit PHK.
"Untuk merangsang konsumsi, otoritas mengatakan akan memberikan 10.000 yuan (atau sekitar Rp 21.800.000) kepada setiap individu yang beralih ke mobil bertenaga baterai tahun ini," tulis CNBC International.
Saat ini, pemerintah Shanghai mengklaim bahwa hanya 220.000 orang yang harus menuruti perintah tinggal di rumah akibat penyebaran Covid-19. Sedangkan lebih dari 22 juta sudah diizinkan keluar.
Pulihnya kedua kota ini mendapat respondents sejumlah analis. Masih belum jelas seberapa cepat produksi normal terjadi karena penerapan langkah-langkah Covid-19 dapat bervariasi di tingkat lingkungan di negeri itu.
"Klien di Beijing mempertanyakan besarnya rebound pertumbuhan bahkan setelah relaksasi kontrol Covid," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah laporan.
"Klien lokal khawatir tentang efek dari langkah-langkah anti-pandemi dan perlambatan pertumbuhan, yang mencakup meningkatnya ketidakpastian di sekitar prospek ekonomi dan kebijakan, jumlah kebangkrutan yang lebih tinggi dan naiknya pengangguran," kata para analis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meledak! Covid-19 China Rekor Baru, Tembus 27.920