Internasional

Pasca Pandemi, Muncul 3 Penyakit Baru yang Resahkan Dunia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 May 2022 16:50
Ini gejala dan cara penanganan Hepatitis Akut
Foto: Infografis/Cara Mencegah Anak Dari Hepatitis Akut/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat pandemi Covid-19 telah menjadi endemi di sebagian besar wilayah di dunia, muncul beberapa penyakit baru yang meresahkan.

Terbaru adalah cacar monyet (monkeypox). Penyakit tersebut menyusul virus Hendra dan penyakit hepatitis akut misterius yang muncul sebelumnya pada tahun ini. Berikut penjelasan mengenai tiga penyakit baru yang meresahkan dunia tersebut:

Hepatitis Akut Misterius

Hingga kini, wabah hepatitis akut misterius yang menjangkiti anak telah menjadi momok menakutkan. Dugaan kasus hepatitis akut pada anak di Indonesia mencapai 14 kasus yang tercatat hingga 17 Mei 2022.

Sejumlah ahli kesehatan menduga penyebab dari penyakit ini salah satunya adalah long Covid atau efek samping jangka panjang dari Covid-19. Meski begitu, hal ini dibantah oleh Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban. Ia mengatakan kebanyakan dari pasien hepatitis misterius ini justru dalam kondisi yang sehat.

"Long Covid sebabkan hepatitis misterius? Tidak, pasien-pasiennya justru sehat," kata Zubairi dalam akun Twitter miliknya, dikutip atas izin yang bersangkutan.

Zubairi menjelaskan dari sembilan anak yang terpapar hepatitis misterius di Alabama, Amerika Serikat (AS), tidak satu pun dari mereka yang memiliki riwayat infeksi Covid-19. Ia juga menyebutkan sejumlah data sementara yang menunjukkan bahwa angka kejadian long Covid pada anak jarang terjadi.

Dalam penjelasannya, Zubairi juga menegaskan kasus hepatitis yang ditemukan di Indonesia juga diketahui negatif Covid-19.

Hingga kini, para ilmuwan masih berusaha mencari tahu penyebab penyakit ini, termasuk kemungkinan adanya virus baru yang belum diketahui. Ada juga kemungkinan penyakit misterius ini dapat menular melalui udara.

Salah satu teori yang populer adalah bahwa kasus ini disebabkan oleh Adenovirus, jenis virus umum yang biasanya menyebabkan pilek.

Beberapa peneliti lebih lanjut menyebut bahwa Adenovirus pada anak-anak yang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19 memicu serangkaian peristiwa yang menyebabkan respons imun yang menyerang hati, sebagaimana dilaporkan oleh South China Morning Post.

Hepatitis akut bukan tipe penyakit yang tiba-tiba muncul dan langsung parah. Ada tiga tahap gejala yang akan dialami anak hingga penyakit ini benar-benar menuju ke tahap parah.

Tahap awal, yakni saat anak mengalami sakit perut, mual, muntah hingga diare. Kemudian gejala lanjutan yakni saat anak mulai mengalami penyakit kuning yang biasanya dimulai dari mata yang menguning hingga ke seluruh tubuh. Terakhir adalah tahap lanjutan parah, biasanya pada tahapan ini kondisi anak sudah benar-benar memburuk.

Virus Hendra

Virus Hendra (HeV) adalah anggota famili Paramyxoviridae, genus Henipavirus. HeV pertama kali ditemukan pada tahun 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.

Para peneliti di Griffith University Australia menyebut bahwa varian dari virus tersebut bisa menular ke manusia. Virus ini juga terdeteksi di urine kelelawar berkepala hitam dan abu-abu yang menyebar di Australia, wilayah federal New South Wales (NSW) hingga Queensland.

"Hasil studi kami dengan meneliti spesies kelelawar tertentu mengungkapkan bagaimana varian virus Hendra menular ke kuda dan manusia," kata pemimpin penelitian Alison Peel dari Pusat Kesehatan dan Keamanan Pangan, dikutip situs resmi Universitas Griffith.

Virus Hendra lebih sering ditemukan pada akhir Mei hingga akhir Agustus, tetapi penularan diyakini bisa terjadi di semua musim.

Menurut epidemiolog, 7 dari 10 orang manusia yang terinfeksi virus Hendra bisa meninggal dunia.

"Pada manusia pun, 70% kalau terpapar ya mematikan, 7 dari 10 orang manusia yang terkena virus Hendra ini meninggal," kata epidemiolog Dicky Budiman, sebagaimana dikutip oleh detikHealth.

Dicky mengungkapkan bahwa virus Hendra sebenarnya sudah lama ditemukan. Virus ini merupakan penyakit endemi yang hanya ditemukan di sejumlah wilayah. Untuk itu, Dicky mengimbau masyarakat khususnya mereka yang memiliki peternakan untuk mewaspadai penularan virus Hendra. Sebab, virus ini bisa bertahan di kotoran hewan selama empat hari.

Sejak dilaporkan pada tahun 1994, virus Hendra tercatat memiliki angka kematian di atas 50%, baik pada hewan maupun manusia. Adapun "korban" terpapar paling banyak dilaporkan pada hewan kuda.

Kuda yang terinfeksi akibat terpapar kotoran dari kelelawar pemakan buah umumnya mengalami kondisi fatal, dengan sekitar 80% dari total kasus tak tertolong. Ancaman serupa juga mengintai manusia.

Dicky mengatakan virus Hendra memiliki gejala pada manusia seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, sama seperti penyakit flu disertai dengan meningitis atau encephalitis atau peradangan pada otak, dimana jika gejala ini berkembang bisa menyebabkan nyeri kepala, demam tinggi, dan juga kejang sampai koma.

Cacar Monyet (Monkeypox)

Terbaru adalah cacar monyet atau monkeypox. Sedikitnya 12 negara telah dikonfirmasi terpapar penyakit ini dan kemungkinan masih banyak kasus yang belum dilaporkan.

Pekan lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah yang baru-baru ini dilaporkan sejauh ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik. WHO tidak menyebutkan negara mana saja yang terdampak. Namun, sebelumnya, penularan dikonfirmasi di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

Cacar monyet biasanya paling sering terjadi di daerah terpencil di Afrika bagian tengah dan barat. Penyakit ini disebabkan infeksi virus langka yang biasanya memiliki gejala ringan. Kebanyakan orang yang terinfeksi umumnya sembuh dalam beberapa minggu, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Gejala awal jika terinfeksi cacar monyet adalah demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, dan kelesuan.

Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit muncul dan berkembang. Seringkali, ruam dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang bisa terasa sangat gatal, kemudian mengering dan membentuk keropeng, yang kemudian terkelupas. Setelah itu, di tempat bekas ruam muncul bekas luka. Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.

Sementara untuk cara penularan, cacar monyet dapat menular ke pihak lain ketika seseorang melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi. Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung hingga mulut.

Penyakit ini tidak digambarkan sebagai infeksi yang dapat menular secara seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks. Cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular