Internasional

Muncul Teori Konsiprasi soal Cacar Monyet, Sebut China & AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 24/05/2022 11:00 WIB
Foto: Ilustrasi cacar monyet (LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah cacar monyet masih terus menjadi sorotan dunia. Selain karena potensinya menuju kematian, 1 dibanding 10, baru-baru ini disebutkan bahwa penyakit itu merupakan rekayasa.

Teori konspirasi itu muncul di China, tepatnya di aplikasi media sosial terbesar negara itu, Weibo. Bahkan, hastag dan postingan terkait spekulasi itu telah dilihat oleh 51 juta pengguna.


Mengutip Businesslive yang melansir Bloomberg, rekayasa pun ditujukan ke Amerika Serikat (AS). Ini didasarkan pada laporan tahun 2021 tentang perencanaan kesiap-siagaan biosekuriti oleh organisasi non-pemerintah Paman Sam, Nuclear Threat Initiative.

Organisasi itu disebut telah memasukkan potensi skenario cacar monyet sebagai pandemi yang mungkin saja terjadi di masa depan. Hal ini membuat warganet China heboh dan mengira bahwa kemunculan cacar monyet  telah diketahui oleh Washington sebelum penyakit ini menyebar di beberapa negara.

"Itu menunjukkan rencana AS untuk membocorkan virus cacar monyet yang direkayasa secara biologis," ujar Influencer nasionalis Shu Chang, yang memiliki 6,41 juta pengikut Weibo, seperti dikutip pada Selasa (24/5/2022).

Hubungan China dan AS sendiri memang akhir-akhir ini renggang akibat virus. Washington sempat menuduh Beijing bahwa virus Covid-19 merupakan virus yang bocor dari lab virologi yang berada di Wuhan.

Kota Wuhan sendiri merupakan lokasi pertama ditemukannya Covid-19. Di sisi lain, China selalu menuduh bahwa virus yang melumpuhkan dunia selama dua tahun terakhir itu merupakan rekayasa yang dibuat di sebuah pangkalan militer AS.

Sementara itu, baru-baru ini, Rusia juga menemukan sebuah laboratorium biologis dalam serangannya di Ukraina. Lab itu merupakan bantuan AS kepada negara itu. Moskow menuduh laboratorium itu digunakan Negeri Joe Biden untuk melakukan penelitian terkait senjata biologis.

Cacar monyet biasanya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian berkembang menjadi ruam tubuh pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut atau alat kelamin yang berubah menjadi benjolan yang kemudian menjadi lecet.

Setidaknya ada 200 kasus yang dikonfirmasi. Wabah pun sudah menyebar di 12 negara.

"Kami telah melihat beberapa kasus di Eropa selama lima tahun terakhir, (sebelumnya) hanya pada pelancong," kata Dr. Rosamund Lewis, yang menjalankan penelitian cacar WHO.

"Tetapi ini adalah pertama kalinya kami melihat kasus di banyak negara pada saat yang sama, pada orang yang belum bepergian ke daerah endemik di Afrika," tambahnya.

Vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar disebut tampaknya sekitar 85% efektif dalam mencegah cacar monyet dalam penelitian observasional di Afrika. Tetapi vaksinnya tidak tersedia secara luas.

Sementara itu kemarin, Belgia menjadi negara pertama yang mewajibkan karantina bagi penderita. Masa berlaku aturan ini hingga tiga pekan.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beijing Ngamuk, Warga China Direkrut CIA