
Kasus Covid-19 Mulai Turun, Dampak Liburan Sudah Menghilang?

Di tengah penurunan kasus, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masih adanya potensi kenaikan kasus sebagai imbas libur Lebaran.
"Pengalaman kami melihat hari-hari raya besar sebelumnya yaitu Nataru dan lebaran tahun lalu, biasanya indikasi kenaikan 27-34 hari sesudah hari raya. Jadi kalau hari rayanya kemarin 2 Mei, ya kita lihat akhir bulan ini," tutur Budi Gunadi saat konferensi pers, Rabu (17/5).
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut optimis kalaupun terjadi kenaikan kasus maka angkanya tidak akan setinggi periode pasca libur panjang sebelumnya. Pasalnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi yang diperoleh melalui vaksinasi ataupun pasca terinfeksi.
Dia menambahkan positivity rate Indonesia juga masih dalam batas aman yakni di bawah 5% sementara reproduction rate kasus Covid-19 ada di kisaran 1%.
Sebagai informasi, pada libur Lebaran tahun lalu hampir sebagian besar masyarakat belum divaksin. Lebaran jatuh di pertengahan Mei 2021 sementara program vaksinasi untuk masyarakat umum baru dimulai Juni 2021. Hal ini berbanding terbalik dengan libur bersama Lebaran tahun ini yang ditetapkan pada 29 April hingga 6 Mei 2022.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebelum libur cuti bersama Lebaran pada 28 April 2022, penerima vaksin dosis lengkap mencapai 164,66 juta atau 79% dari target. Jumlah penerima booster mencapai 37,46 juta atau 18% dari target.
Dicky Budiman, Peneliti Global Health Security Griffith University Australia mengingatkan selain libur panjang, Indonesia juga memiliki siklus kasus tinggi empat bulanan. Merujuk pada siklus tersebut, kasus tinggi bisa kembali terulang pada Juni mendatang. Karena itulah, masyarakat dan pemerintah diminta tetap waspada untuk menghindari lonjakan kasus bulan depan.
"Ada faktor empat bulanan di Juni. Kita harus sabar menunggu (untuk mengetahui krisis berlalu). Memang sekarang akses layanan kesehatan lebih baik, obat-obatan juga. Juga ada vaksinasi. Memang belum ideal tapi sudah membaik," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.
Dicky menjelaskan mobilitas masyarkat juga mulai meningkat yang bisa meningkatkan potensi penyebaran. Berdasarkan data Google Mobilty Index per 18 Mei, mobilitas masyarakat di tempat umum seperti toko grocery, retail dan rekreasi melonjak tajam dibandingkan sebulan yang lalu.
Mobilitas masyarakat di toko ritel dan tempat rekreasi meningkat 14%, jauh lebih tinggi dibandingkan tumbuh 3% pada periode 17 April. Mobilitas di toko grocery dan yang menjual obat-obatan meningkat 33%, sementara apda pertengahan April hanya tumbuh 25%. Mobilitas warga di tempat-tempat parkir melonjak 54%, bandingkan pada pertengahan April yang hanya tumbuh 6%.
(mae)[Gambas:Video CNBC]