Presiden Yoon Isyaratkan Akan Lebih Keras Terhadap Korut

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Sabtu, 21/05/2022 19:30 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-youl di People's House di Seoul, Korea Selatan, 21 Mei 2022. (REUTERS/Jonathan Ernst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengisyaratkan sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara, dibandingkan dengan pendahulunya yakni Moon Jae-in.

Diperkirakan Presiden yang baru saja dilantik pada 11 hari yang lalu ini akan meminta bantuan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.

Sebelumnya, Yoon telah memperingatkan serangan pendahuluan jika terdeteksi tanda-tanda serangan yang akan segera terjadi dan berjanji untuk memperkuat kemampuan pencegahan di Korea Selatan.


Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan bahwa kedua pemimpin negara akan membahas kerja sama nuklir dan Washington tetap siap untuk melakukan diplomasi dengan Korea Utara.

Adapun, wabah Covid-19 yang telah diakui oleh Korea Utara, sebenarnya dinilai bisa menjadi pintu pembuka diplomatik dengan pimpinan diktator Korea Utara, Kim Jong Un. Mengingat persoalan wabah Covid-19 cukup serius.

"Kami sangat ingin menemukan cara untuk melakukan pendekatan diplomatik," kata seorang pejabat AS dikutip dari Reuters, Sabtu (21/5/2022).

"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kami siap untuk berbicara dengan mereka, dan tanpa prasyarat, dan kami juga siap untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan domestik mereka, termasuk Covid," ujarnya.

Tetapi tidak jelas bagaimana Biden dan Yoon akan memulai pembicaraan dengan Korea Utara, yang telah menolak upaya keterlibatan Washington sejak Biden menjabat pada tahun lalu.

Korea Utara melaporkan lebih dari 200.000 pasien baru menderita demam selama lima hari berturut-turut pada Sabtu waktu setempat. Namun, negara itu hanya memiliki sedikit vaksin atau pengobatan modern untuk pandemi tersebut.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Korut Murka! Serangan Israel ke Iran Disebut "Teror Negara"