Internasional

Ini 'Senjata' Baru Rusia yang Sukses Bikin Dunia Kalang Kabut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 May 2022 09:45
Russian President Vladimir Putin watches a military parade on Victory Day, which marks the 77th anniversary of the victory over Nazi Germany in World War Two, in Red Square in central Moscow, Russia May 9, 2022. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. THIS PICTURE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY. AN UNPROCESSED VERSION HAS BEEN PROVIDED SEPARATELY.
Foto: via REUTERS/SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia rupanya memiliki "senjata" baru yang sukses membuat dunia kalang kabut. Namun, senjata yang dimaksud bukanlah rudal maupun peralatan perang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Rusia menggunakan bahan pangan sebagai "senjata" di Ukraina dengan menyandera pasokan pangan, tidak hanya untuk jutaan orang Ukraina, tetapi juga jutaan orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor Ukraina.

Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Blinken mengimbau Rusia untuk berhenti memblokade pelabuhan Ukraina.

"Pemerintah Rusia tampaknya berpikir bahwa menggunakan makanan sebagai senjata akan membantu mencapai apa yang belum dilakukan invasi, untuk mematahkan semangat rakyat Ukraina," katanya seperti dilansir Reuters, Jumat (20/5/2022).

"Pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan jutaan lainnya di seluruh dunia telah benar-benar disandera oleh militer Rusia," tambahnya.

Namun Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan tuduhan yang menyatakan bahwa Rusia harus disalahkan atas krisis pangan global yang sejatinya telah terjadi selama beberapa tahun adalah salah alamat.

Menurutnya, justru Ukraina yang telah menahan kapal asing di pelabuhannya, sedangkan pihaknya telah berulang kali mencoba membuka koridor yang aman untuk kapal.

Nebenzia juga menyalahkan sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow atas perang Ukraina karena memiliki efek mengerikan pada ekspor pangan dan pupuk Rusia.

Namun, hal tersebut dibantah oleh Blinken. "Keputusan untuk menggunakan pangan sebagai senjata adalah milik Moskow dan Moskow sendiri," kata Blinken. "Sebagai akibat dari tindakan pemerintah Rusia, sekitar 20 juta ton biji-bijian tidak terpakai di silo Ukraina karena pasokan makanan global berkurang, harga meroket, menyebabkan lebih banyak lagi di seluruh dunia mengalami kekurangan pangan."

Perang Rusia di Ukraina sendiri telah menyebabkan harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk melambung.

Adapun, Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Ukraina juga merupakan pengekspor utama jagung, jelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak. Sementara itu, Rusia dan Belarusia, yang telah mendukung Moskow dalam perangnya di Ukraina, menyumbang lebih dari 40% ekspor kalium global untuk nutrisi tanaman.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Punya Senjata Laser 'Ajaib' & Mematikan, Seperti Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular