Sritex Gagal Bayar Utang, Industri Tekstil Semenderita Itu?

Maesaroh, CNBC Indonesia
20 May 2022 17:50
Pedagang kain tekstil di mayestik
Foto: Pedagang beraktivitas di salah satu gerai kain di Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu (11/11/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan pertumbuhan industri TPT yang mencapai 12,45% (year on year/yoy) di kuartal I tahun ini jauh di atas ekspektasi.

"Ekspektasi saya tumbuh 5-10%. Pertumbuhan didorong oleh mulai masuknya investasi setelah melakukan groundbreaking tahun lalu," tutur Redma, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan momen Lebaran sangat membantu pertumbuhan industri TPT pada tahun ini karena permintaan produk fashion melonjak. Mandiri Spending Index mencatat belanja fashion dan perhiasan merupakan jenis pembelanjaan yang tertinggi selama Ramadan di era pandemi. Proporsi belanja produk fasion ada di angka 14,1% di Mei atau menyamai level prapandemi (14,1%).

Namun, Redma mengingatkan geliat industri TPT bisa kembali loyo jika pemerintah tidak bisa memerangi impor. Dibukanya impor akan membuat industri TPT kalah saing karena banyak produk impor dijual lebih murah.


Dia berharap pemerintah lebih selektif dalam memberikan izin impor kepada Angka Pengenal Importir (API) umum. Sebagai catatan, API-U
adalah importir yang membeli barang dari luar negeri untuk keperluan kegiatan usaha dengan memperdagangkan atau memindahtangankan barang kepada pihak lain secara langsung.

Hal ini berbeda dengan API Produsen (API-P) di mana mereka mengimpor barang untuk dipergunakan sendiri atau mendukung proses produksi.

"Kita sudah menyurati Kementerian Perdagangan karena izin impor sudah banyak diberikan bukan hanya untuk kain tapi juga garmen. API-U ini merusak pasar," kata Redma.

Redma juga berharap kebijakan antar kementerian bisa selaras untuk mendorong industri tekstil. Dia menjelaskan kebijakan yang tidak selaras kerap merugikan industri dalam negeri, contohnya adalah dalam hal pakaian haji.

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian mendukung pemakaian produk lokal untuk jamaah haji Indonesia. Namun, Kementerian Agama justru tidak menindaklanjutinya dan memilih produk impor.

Padahal, pakaian dan perlengkapan jamaah haji Indonesia bisa menguntungkan industri TPT dalam negeri mengingat ada jutaan jamaah yang berangkat. Jenis pakaian pun beragam mulai dari seragam hingga pakaian berhaji.

Redma juga berharap pemerintah memberi ketegasan soal kewajiban memenuhi pasar domestik (DMO) batu bara. Industri tekstil kini beralih kepada pemakaian listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kami sudah mematikan pembangkit karena batu bara sangat mahal. Harganya jauh di atas DMO (US$ 90/ton). Pasokan juga sangat susah karena banyak yang tidak mau jual ( ke domestik)," imbuhnya.

Dengan menggunakan listrik PLN, ongkos yang dikeluarkan industri di kisaran 0,1-0,09 per KWH sementara jika menggunakan pembangkit sendiri sekitar 0,07-0,08 per KWH.

Kementerian Perindustrian dalam laporan mengenai kinerja industri TPT tahun 2021 menyebutkan sejumlah tantangan juga masih dihadapi industri TPT baik dari dalam maupun luar negeri.

Tantangan dari dalam negeri di antaranya adalah daya saing industri TPT dalam negeri belum cukup mampu untuk bisa kembali mendorong ekspansi ekspor. Persoalan lainnya adalah belum adanya upaya konkret untuk membendung derasnya impor dari negara-negara dengan efisiensi yang kian membaik, seperti Bangladesh dan Vietnam.

Pangsa pasar ekspor Indonesia di level global tercatat turun dari 1,66% pada 2009 menjadi 1,58% pada 2018. Sebaliknya, Bangladesh justru berhasil meningkatkan pangsa dari 2,43 persen menjadi 4,72% dan Vietnam dari 1,86% menjadi 4,59%.

Tingginya Tarif Dasar Listrik (TDL) bagi industri, kenaikan upah buruh, tidak efisiensinya produksi, dan sulitnya mencari kredit perbankan juga menjadi tantangan industri TPT.

Tantangan dari eksternal di antaranya adalah persoalan perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA), ketergantungan terhadap berbagai bahan baku impor, serta fluktuasi mata uang rupiah.

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular