Internasional

Ramai-ramai Warga Inggris Kurangi Makan, Ini Biang Keroknya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
19 May 2022 19:00
Inggris
Foto: REUTERS/Clodagh Kilcoyne/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperempat warga Inggris terpaksa melewatkan waktu makan. Ini akibat mahalnya biaya hidup saat ini di negeri Ratu Elizabeth itu.

Mengutip Reuters, yang melansir jajak pendapat Ipsos, di antara orang-orang berpenghasilan rendah, satu dari tiga orang mengatakan telah melewatkan makan saat ini karena lonjakan inflasi. Kekhawatiran tentang inflasi berada pada level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Hal ini bukanlah isapan jempol. Dalam pengumuman Rabu (18/5/2022), inflasi harga konsumen April mencapai 9%.

Ini merupakan tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Inflasi awalnya didorong kenaikan harga energi akibat mahalnya gas dan merembet ke sektor penning lain di negara itu, tapi kini diperparah dengan perang Rusia dan Ukraina yang membuat sanksi dijatuhkan ke Kremlin dan pasokan pangan terganggu.

Sebagian besar warga Inggris-pun memperkirakan masih akan melihat kenaikan biaya kebutuhan pokok selama enam bulan ke depan. Bank sentral Inggris , Bank of England, mengatakan inflasi mungkin bisa melebihi 10% akhir tanin ini,

Bukan hanya makanan, warga Inggris juga kini mulai berhemat dengan mematikan pemanas. Bahkan setengahnya sudah mengurangi mengemudi dan mengganti pilihan supermarket yang lebih mudah dijangkau.

"Melihat prediksi ekonomi, mungkin ada lebih banyak kecemasan di antara warga," kata Kepala Penelitian Politik Ipso, Gideon Skinner, Kamis.

"Ini akan mempertahankan tekanan pada pemerintah untuk mengambil lebih banyak langkah untuk membantu orang melalui krisis biaya hidup."

Sebenarnya, serupa juga dilakukan Sky News. Mengutip CNBC Internasional, empat dari lima orang di Inggris khawatir tentang kenaikan biaya hidup dan kemampuan untuk membeli kebutuhan dasar, seperti makanan dan energi selama beberapa bulan mendatang.

Dalam survei terhadap 2.000 warga Inggris, 89% mengatakan mereka khawatir tentang bagaimana tingginya biaya hidup akan mempengaruhi negara secara keseluruhan. Sementara 83% khawatir tentang keadaan pribadi mereka.

"Mereka yang berpenghasilan lebih rendah lebih khawatir, dengan lebih dari setengah dari mereka yang berpenghasilan di bawah US$ 25 ribu menggambarkan diri mereka sebagai 'sangat prihatin' tentang bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan tahun ini," lapor survei itu.

"Sebuah perusahaan katering mengatakan sekolah-sekolah sekarang menghadapi keputusan sulit apakah akan mengurangi ukuran makanan atau menggunakan bahan-bahan berkualitas lebih rendah di tengah melonjaknya harga."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Inggris Masih Turun di 10,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular