
Miras dan Rokok Bikin Inggris 'Pening', Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris "pening" karena miras dan rokok. Keduanya membuat inflasi meningkat 4% (yoy) di Desember.
Ini adalah bulan pertama kenaikan indeks harga konsumen (IHK/CPI) tahunan sejak Februari 2023. Angka itu melebihi ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters, 3,8% (yoy).
"Kontribusi kenaikan terbesar berasal dari alkohol dan tembakau, sedangkan kontribusi penurunan terbesar berasal dari makanan dan minuman non-alkohol," kata kantor statistik nasional Inggris, ONS, dikutip Rabu (17/1/2024).
Inflasi inti, tidak termasuk harga pangan, energi, alkohol dan tembakau yang mudah berubah, berada di angka 5,1%. Ini juga di atas perkiraan Reuters sebesar 4,9%.
"Kontribusi terbesar terhadap angka inti berasal dari layanan perjalanan dan transportasi," tambah ONS lagi.
Meski demikian pemerintah mengatakan inflasi masih "on track". Di mana, jika dibandingkan dengan negara lain di belahan Eropa, inflasi Inggris cukup mengalami penurunan.
"Seperti yang telah kita lihat di AS, Perancis dan Jerman, inflasi tidak turun secara lurus. Namun rencana kami berhasil," kata Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan.
"Kita mengambil keputusan yang sulit untuk mengendalikan pinjaman dan kini kita sedang mengambil jalan pintas. Jadi, kita harus tetap berada di jalur ini yang telah ditetapkan, termasuk meningkatkan pertumbuhan dengan tingkat pajak yang lebih kompetitif," katanya lagi.
Sementara itu, Bank of England akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada tanggal 1 Februari. BOE selama dua tahun terakhir memang telah menaikkan suku bunga dengan cepat dalam upaya untuk mengendalikan inflasi yang sempat tak terkendali.
"Kenaikan inflasi yang tidak terduga ini merupakan pengingat bahwa perjuangan melawan melonjaknya inflasi belum berakhir, terutama mengingat tingginya inflasi inti dan jasa," kata Direktur Ekonomi ICAEW, Suren Thiru, dikutip CNBC International.
"Meskipun inflasi mungkin meningkat lagi pada bulan Januari, menyusul peningkatan batas harga energi Ofgem (regulator energi Inggris), inflasi akan turun pada kecepatan yang wajar setelahnya," tambahnya.
"Dibantu oleh perkiraan penurunan tagihan energi mulai bulan April dan inflasi pangan yang lebih rendah."
Hal serupa juga disampaikan ekonom PwC Jake Finney. Menurutnys inflasi umum masih berada pada jalur yang tepat untuk kembali ke target Bank of England sebesar 2% pada awal bulan April.
"Kemungkinan besar Bank of England akan merespons meredanya tekanan inflasi dengan menurunkan proyeksi mereka secara signifikan dalam Laporan Kebijakan Moneter Februari mendatang," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demo Besar-Besaran Kembali Guncang Inggris, Kenapa?