Indonesia Siaga! Situasi China Ternyata Separah Ini...

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 19/05/2022 12:29 WIB
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - China merilis data yang menunjukkan perlambatanĀ ekonomi. Hal ini patut untuk dicermati, sebab Indonesia bisa terkena getahnya.

Pertama, produksi industri China pada bulan April secara tak terduga turun 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pencapaian ini meleset dari konsensus yaitu turun 0,4% dan jatuh dari tumbuh 5% pada bulan Maret.

Penurunan ini jadi yang terburuk sejak Maret 2020. Karena meluasnya pembatasan wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran virus corona (Coronavirus Diesase 2019/Covid-19).



Sumber: Trading Economics

Produksi industri yang lesu juga sudah tercermin dari indeks manufaktur PMI China pada bulan April yang terkontraksi. PMI Manufaktur China berada di posisi 47,4. Ini turun dari bulan sebelumnya yaitu 49,5.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.


Sumber: Trading Economics

Selain itu, data penjualan ritel juga menunjukkan perlambatan. Perdagangan ritel China jatuh ke zona negatif, tepatnya minus 11,1% yoy pada April 2022. Pencapaian ini lebih buruk dari ekspektasi pasar yaitu turun 6,1% setelah turun 3,5% pada bulan Maret.

Penurunan ini jadi dua bulan beruntun dan paling tajam sejak Maret 2020. Penyebabnya adalah konsumsi yang memburuk di tengah meluasnya kasus Covid-19 dan pembatasan ketat di beberapa negara bagian utama, termasuk Shanghai dan Beijing.


Sumber: Trading Economics


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Jadi 4,7%

Pages