Shanghai Mau Buka Lockdown, Begini Situasi Terkininya
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas kesehatan di Shanghai menghadapi tekanan "besar" untuk menjaga kota terpadat di China itu bebas dari Covid-19. Pasalnya, pada 1 Juni mendatang, aturan penguncian atau lockdown mereka akan berakhir setelah hampir dua bulan diisolasi.
Pusat komersial berpenduduk 25 juta mencapai hari keempat berturut-turut tanpa infeksi baru di komunitas. Dapat dikatakan Shanghai mempertahankan status "nol COVID" dan menjaga harapan hidup untuk segera mengakhiri kesengsaraan warga akibat di-lockdown.
Meskipun tidak ada kasus baru, pihak berwenang tidak segera mencabut penguncian, melainkan secara bertahap melonggarkan pembatasan hingga awal bulan depan. Beberapa toko sudah diizinkan buka minggu ini dan transportasi umum diperkirakan akan dibuka kembali selama akhir pekan.
Penduduk di kompleks perumahan di Shanghai juga telah diberikan izin yang memungkinkan satu orang dari setiap rumah tangga untuk pergi keluar selama beberapa jam pada suatu waktu.
Beberapa warga bisa keluar hanya dua kali seminggu dan batasnya tak jauh dari rumah. Untuk masuk ke supermarket, warga juga membutuhkan izin dari toko.
"Risiko menemukan infeksi positif di antara kelompok-kelompok berisiko masih ada dan tekanan untuk ... mencegah rebound (kasus) tetap besar," kata Zhao Dandan dari komisi kesehatan kota kepada wartawan, Rabu (18/5/2022), dilansir dari Reuters.
Sebagai bagian dari pembukaan kembali secara bertahap, otoritas Shanghai mengeluarkan daftar 864 lembaga keuangan yang dapat melanjutkan pekerjaan, menurut tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.
Sementara itu, unggahan media sosial menunjukkan antrean panjang orang, sebagian besar pekerja migran, di luar salah satu stasiun kereta api utama kota, ingin kembali ke rumah setelah mendapat izin untuk pergi ke luar.
Beberapa di antaranya difoto sedang mengangkut koper dengan sepeda sewaan atau berjalan-jalan jauh dari sudut kota yang jauh.
Amerika Serikat (AS), Eropa, dan wilayah lain telah mencabut pembatasan untuk "hidup dengan virus" dan membuat ekonomi mereka berjalan bahkan ketika infeksi menyebar. Mereka bertaruh bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi akan membuat populasi mereka terlindungi.
Tetapi China telah memilih jalan yang sangat berbeda. Otoritas mereka membatasi pergerakan dan mengisolasi orang untuk mengakhiri wabah apa pun, tidak peduli biaya ekonominya. Hal ini disebut program 'nol Covid'.
Secara keseluruhan, Shanghai melaporkan kurang dari 1.000 kasus baru untuk 17 Mei, tidak ada dari luar area karantina. Beijing melaporkan 69 kasus, naik dari 52 kasus. Ibukota China juga menemukan lusinan kasus baru hampir setiap hari sejak 22 April.
(tfa/luc)