Internasional

Gawat! Covid Menggila, Shanghai Batal Longgarkan Lockdown

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 April 2022 13:38
Seseorang dengan pakaian pelindung meemanjat barikade yang dipasang di sekitar area tertutup, selama penguncian untuk mengekang penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Shanghai, China, Senin (11/4/2022). (REUTERS/Aly Song)
Foto: Seseorang dengan pakaian pelindung meemanjat barikade yang dipasang di sekitar area tertutup, selama penguncian untuk mengekang penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Shanghai, China, Senin (11/4/2022). (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Shanghai, China, menunda rencananya untuk melakukan pelonggaran dari penguncian ketat (lockdown). Hal ini dilakukan karena kasus Covid-19 kembali tingginya kasus bergejala di pusat ekonomi China itu.

Shanghai melaporkan 15.861 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru pada Rabu (20/4/2022), turun dari 16.407 sehari sebelumnya. Namun, kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494.

Distrik pusat Jingan, rumah bagi hampir 1 juta orang dan beberapa mal paling mencolok di kota itu, pada Kamis pagi mengatakan tidak akan lagi mengizinkan penduduk keluar dari kompleks perumahan mereka dengan alasan risiko penularan besar.

Pada konferensi pers reguler, Wakil Gubernur distrik Chongming mengatakan sebagian besar pembatasan akan tetap diberlakukan, meskipun telah melaporkan nol kasus di luar daerah karantina dan 90% dari 640.000 atau lebih penduduknya sekarang berada di teori diizinkan meninggalkan rumah mereka.

"Supermarket akan tetap tutup untuk pembeli, kendaraan tidak akan diizinkan di jalan tanpa persetujuan, dan hanya satu orang dari setiap rumah tangga akan diizinkan meninggalkan rumah setiap hari di beberapa kota di Chongming," kata wakil gubernur Zhang Zhitong kepada Reuters.

"Bagi mereka yang berada di area pencegahan, kami harus terus memastikan bahwa mereka tidak menjadi area yang bebas dimasuki."

Penguncian ini pun mengundang protes dari warga. Pasalnya, warga saat ini mulai kekurangan akses pangan dan tidak bisa mengaksesnya karena ditutupnya supermarket.

Sementara itu, Beijing menyalahkan kenaikan kasus Covid-19 ini kepada Omicron. Masuknya subvarian BA.2 (anak Omicron) juga membuat kasus makin melejit.

China juga melaporkan mendeteksi subvarian Omicron lain, yakni BA.1.1. Hal inilah yang mendorong kasus makin naik dalam 2 bulan terakhir.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Menurun, Shanghai Akhiri Lockdown?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular