
Aturan Soal Masker Dilonggarkan, Apakah Memang RI Sudah Siap?

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengingatkan masyarakat untuk tidak eforia dan selalu berhati-hati dalam merespon kebijakan penghapusan pemakaian masker di luar ruangan.
"Mengenai penggunaan masker kita harus berhati-hati terutam menarasikan jangan sampai membangun eforia atau percaya diri berlebihan sehingga merugikan diri sendiri," tutur Dicky kepada CNBC Indonesia.
Dicky mengingatkan Indonesia belum dalam situasi yang benar-benar aman untuk melakukan pelonggaran, seperti membebaskan penggunaan masker. Salah satunya adalah karena jumlah penerima vaksin booster yang masih rendah dibandingkan negara-negara lain yang sudah membebaskan masker.
Menurutnya, situasi aman untuk memberlakukan kebijakan lepas masker adalah ketika jumlah penerima booster sudah mencapai 70%. Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Selasa (17/5/2022), jumlah penerima vaksin booster mencapai 42,73 juta atau 20,5% dari target.
Jumlah kasus Covid-19 setelah libur Lebaran juga dalam tren yang meningkat. Sepekan terakhir (11-7 Mei), tambahan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2.064, naik 13% dibandingkan pekan sebelumnya.
"Kita harus bijak dan tidak terburu-buru. Saya prediksi akhir tahun ini, kita dalam kondisi yang lebih baik dan aman. Kita belum dalam kondisi cukup aman untuk melakukan pelonggaran dalam bentuk pelonggaran masker, Ini benar-benar dikendalikan terukur dulu. Ya memang harus bersabar," tutur Dicky.
Dicky menjelaskan memakai masker adalah satu perilaku yang selain mudah, murah, juga efektif dalam mencegah penularan penyakit yang disebarkan melalui udara seperti Covid. Perilaku positif tersebut jika dikombinasikan dengan cakupan vaksinasi yang memadai maka sangat signifikan dalam mengendalikan pandemi.
Dia juga mengingatkan pemerintah untuk memberi penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai apa-apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan terkait kebebasan memakai masker. Termasuk didalamnya adalah bahwa masker tetap diperlukan untuk kondisi tertentu misal pada saat kerumunan padat.
"Karena tidak semua outdoor kemudian diperbolehkan. Harus disampaikan kapan saya sebaiknya memakai masker dan tidak," imbuhnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]