
Dihantam Inflasi dan Omicron, PDB Jepang Terkontraksi 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Jepang menyusut pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022. Percepatan inflasi dan lonjakan kasus Covud-19 varian omicron pada periode Januari-Maret berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), yang turun 0,2% dari kuartal sebelumnya dan 1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hasil tersebut lebih baik dibandingkan dengan perkiraan median penurunan kuartalan sebesar 0,3% dalam survei terhadap 36 ekonom oleh Pusat Penelitian Ekonomi Jepang. Jika efek inflasi dikecualikan, ekonomi bahkan akan tumbuh 0,2%.
Melansir Nikkei Asia, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu tercatat mengalami kontraksi dalam tiga dari lima kuartal terakhir dan belum kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Selama sebagian besar kuartal pertama, Jepang memberlakukan pembatasan ekonomi di sebagian besar negara sebagai upaya membendung gelombang terbesar infeksi Covid-19. Akibatnya, warga dilarang pergi berbelanja atau makan di luar yang menyebabkan penurunan tajam dalam konsumsi pribadi.
Sektor rumah tangga juga terpukul oleh kenaikan harga pangan dan energi yang berasal dari dampak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Jepang merupakan importir bersih pangan dan energi, sehingga inflasi komoditas yang terjadi menyebabkan impor tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor.
Untuk mengurangi dampak inflasi, pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida pada Selasa (17/5/2022) menyetujui program pengeluaran fiskal 2,7 triliun yen atau sekitar Rp307 triliun.
Jumlah ini terdiri dari subsidi bensin dan pemberian uang tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah. Bank of Japan juga melawan tren pengetatan global dengan menjaga biaya kredit pada level terendah untuk bisnis dan rumah tangga.
Meskipun begitu, ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 1,3% pada kuartal kedua, menurut survei JCER, menyusul pencabutan pembatasan Covid pada 21 Maret. Namun prospek untuk sisa tahun ini belum dapat dipastikan karena inflasi global, perang, dan lockdown di China.
Sementara itu, Jepang tidak sendirian menderita akibat perang Rusia-Ukraina dan kenaikan harga. Ekonomi Amerika Serikat (AS) juga menyusut 0,4% secara triwulanan di kuartal pertama dan PDB China melambat menjadi 1,3%.
Adpaun, Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6% dari sebelumnya 4,4%.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Covid hingga Terseret Perang, Jepang Selamat dari Resesi