Internasional

Korut Kekurangan Vaksin, Andalkan Ramuan untuk Hadapi Covid

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 May 2022 07:40
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), saat memeriksa apotek di Pyongyang. (via REUTERS/KCNA)
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), saat memeriksa apotek di Pyongyang. (via REUTERS/KCNA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) akhirnya melaporkan kasus Covid-19 pertamanya. Bahkan, laporan kasus ini juga diiringi dengan kabar kasus kematian pertama akibat virus itu.

Namun, negara komunis itu menolak untuk mendapatkan vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tercatat, lembaga itu sempat ingin mengirimkan jutaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Penolakan ini memiliki alasan. Korut berdalih negaranya tidak begitu membutuhkan vaksin karena tidak memiliki kasus dan menyebut masih banyak negara lain yang lebih membutuhkan vaksin dibanding negaranya.

Untuk mengobati Covid dan gejalanya, media pemerintah telah mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam seperti ibuprofen, dan amoksisilin dan antibiotik lainnya, yang tidak melawan virus tetapi terkadang diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder.

Sementara sebelumnya mengecilkan vaksin sebagai "tidak ada obat mujarab", media juga merekomendasikan berkumur air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari.

"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!" kata seorang wanita mengatakan kepada penyiar negara, menambahkan anak-anak mereka berkumur dengan air asin setiap pagi dan malam, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (18/5/2022).

Seorang warga tua Pyongyang mengatakan dia telah dibantu oleh teh jahe dan ventilasi kamarnya.

"Saya pertama kali takut dengan Covid, tetapi setelah mengikuti saran dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat, ternyata bukan masalah besar," katanya dalam wawancara yang disiarkan televisi.

Pemimpin Korut Kim Jong Un sempat mengatakan bahwa cadangan obat-obatan tidak cukup untuk semua orang, dan memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan di Pyongyang, di mana wabah tampaknya terpusat.

Adapun, Korea Utara melaporkan 232.880 lebih banyak orang dengan gejala demam dan enam kematian lagi setelah konfirmasi kasus pertama pada pekan lalu. Tidak disebutkan berapa banyak orang yang dinyatakan positif Covid-19.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Juga! Korut 'Kebobolan' Covid-19 Setelah Dua Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular