
RI OTW Endemi, Korut Masih Pakai Air Garam Buat Cegah Covid?

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) merupakan satu-satunya negara yang baru melaporkan kasus setelah hampir tiga tahun pandemi Covid-19 hadir di dunia. Berbeda dari Indonesia yang sedang dalam transisi endemi, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu baru wajib mengenakan masker.
Pada laporkan kasus Covid-19 pertamanya, Korut mencatat adanya kasus kematian pertama akibat virus corona. Meski begitu, negara komunis itu menolak untuk mendapatkan vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tercatat, lembaga itu sempat ingin mengirimkan jutaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
Penolakan ini memiliki alasan. Korut berdalih negaranya tidak begitu membutuhkan vaksin karena tidak memiliki kasus dan menyebut masih banyak negara lain yang lebih membutuhkan vaksin dibanding negaranya.
Untuk mengobati Covid dan gejalanya, media pemerintah telah mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam seperti ibuprofen, amoksisilin, dan antibiotik lainnya, yang tidak melawan virus tetapi terkadang diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder.
Sementara sebelumnya mengecilkan vaksin sebagai "tidak ada obat mujarab", media juga merekomendasikan berkumur air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari.
Seorang warga lansia di Pyongyang bahkan mengatakan dia telah dibantu oleh teh jahe dan ventilasi kamarnya.
Kim Jong Un sempat mengatakan bahwa cadangan obat-obatan tidak cukup untuk semua orang, dan memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan di Pyongyang, di mana wabah tampaknya terpusat.
Korut sendiri telah melaporkan satu kematian tambahan dan lebih dari 260.000 kasus baru yang diduga Covid-19 per Kamis (19/5/2022). Kabar ini meningkatkan jumlah total kasus demam menjadi hampir 2 juta orang di tengah pertempurannya dengan wabah virus corona.
Menurut informasi dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara, lebih dari 262.270 orang menunjukkan gejala demam dan satu kematian dilaporkan selama 24 jam hingga Rabu (18/5/2022) pukul 6 sore. Jumlah ini meningkatkan total kematian menjadi 63 kasus.
Jumlah total kasus demam sejak akhir April di negara itu, dengan populasi sekitar 25 juta, mencapai lebih dari 1,97 juta pada Rabu, di mana lebih dari 1,23 juta telah pulih sepenuhnya dan setidaknya 740.160 dirawat.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! 5 Kebijakan 'Gila' Kim Jong Un Demi Nol Covid di Korut