Kenapa Nih? Erdogan Tolak Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Sabtu, 14/05/2022 18:50 WIB
Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Israel Isaac Herzog mengadakan a konferensi pers bersama di Ankara, Turki, Rabu (9/3/2022). (Presidential Press Office/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menentang bergabungnya Swedia dan Finlandia dengan NATO setelah invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina beberapa waktu lalu. Pada Jumat (13/5/2022) Erdogan mengatakan Turki, yang sudah menjadi bagian dari NATO, tidak memiliki pandangan positif tentang langkah negara-negara Skandinavia untuk menjadi bagian dari keanggotaan.

"Mereka bahkan anggota parlemen di beberapa negara. Tidak mungkin bagi kami untuk mendukung," katanya dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (14/5/2022).

Memang sebelumnya Turki kerap mengkritik Swedia dan negara-negara di Eropa Barat karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap "teroris" oleh Ankara. Termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), serta para pengikutnya yaitu Cendekiawan Muslim yang berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen.


Pemerintahan Ankara mengatakan bahwa Gulenis melakukan upaya kudeta pada 2016, meski Gulen dan para pendukungnya menyangkal tuduhan itu.

Adapun oposisi Turki dinilai dapat menimbulkan masalah bagi Swedia dan Finlandia. Pasalnya semua sekutu NATO harus dengan suara bulat menyetujui negara baru menjadi bagian dari aliansi yang dipimpin Amerika Serikat itu.

Menanggapi pernyataan Erdogan, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menyerukan pendekatan dalam menanggapi perlawanan Turki.

Sementara itu Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kedua negara akan diterima dengan cepat ke dalam organisasi jika mereka mengejar keanggotaan.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Drone Serang Kedutaan Rusia di Negara NATO