Gak Ngaruh! 10 Orang Ini Makin Tajir Selama Pandemi Covid-19

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
04 May 2022 16:00
CEO of LVMH Bernard Arnault presents the group's 2019 results during a press conference, in Paris, Tuesday, Jan. 28, 2020. (AP Photo/Thibault Camus)
Foto: Bernard Arnault (AP/Thibault Camus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa orang-orang tajir di dunia lagi-lagi mendulang cuan selama pandemi Covid-19. Ini menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 ternyata tidak selamanya membawa kerugian.

Setidaknya, ada 10 orang telah berhasil menggandakan kekayaannya selama dua tahun pertama selama pandemi terjadi.

Dalam laporan terbaru Oxfarm, kekayaan para orang terkaya dunia melonjak US$ 700 miliar (Rp 10 triliun) menjadi US$ 1,5 triliun. Naik US$ 1,3 miliar per hari secara rata-rata.

Kelompok amal itu mengatakan bahwa mereka mendasarkan perhitungan kekayaannya pada sumber data paling mutakhir dan komprehensif yang tersedia termasuk menggunakan Daftar Miliarder 2021 yang disusun oleh majalah bisnis AS, Forbes.

Mereka yang masuk 10 besar adalah CEO SpaceX Elon Musk, pendiri Amazon Jeff Bezos, serta pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin. Ada pula bos Facebook Mark Zuckerberg, mantan CEO Microsoft Bill Gates dan Steve Ballmer, mantan CEO Oracle Larry Ellison, investor AS Warren Buffet dan kepala grup peritel barang mewah Prancis LVMH Bernard Arnault.

Oxfam mengatakan kekayaan para miliarder meningkat lebih tajam selama pandemi daripada 14 tahun sebelumnya, ketika ekonomi dunia menderita resesi terburuk sejak Kehancuran Wall Street tahun 1929. Lembaga itu menyebut, ketidaksetaraan ini sebagai "kekerasan ekonomi".

"Pandemi telah menjerumuskan 160 juta orang ke dalam kemiskinan ... dengan minoritas etnis non-kulit putih dan perempuan menanggung beban dampak ketika ketidaksetaraan melonjak," kata Oxfarm, dikutip AFP, Senin (17/1/2022).

"Ketidaksetaraan berkontribusi pada kematian 21.000 orang setiap hari karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan, kekerasan berbasis gender, kelaparan dan perubahan iklim."

Oxfam sendiri mendesak reformasi pajak untuk mendanai produksi vaksin di seluruh dunia serta perawatan kesehatan. Ini juga termasuk untuk adaptasi iklim dan pengurangan kekerasan berbasis gender untuk membantu menyelamatkan nyawa.


(lih/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Melimpah, Raffi Ahmad Masuk Daftar Orang Terkaya di RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular