Internasional

Bukti Terbaru AS Jatuh 'Miskin', Duitnya Cuma Sisa Segini

luc, CNBC Indonesia
30 May 2023 08:15
BROOKLYN CENTER, MINNESOTA - APRIL 16: An partially-burned American flag lays on the ground during a protest outside the Brooklyn Center police station on April 16, 2021 in Brooklyn Center, Minnesota. This is the sixth day of protests in the suburban Minneapolis city following the fatal shooting of 20-year-old Daunte Wright by Brooklyn Center police officer Kimberly Potter, who has since resigned from the force and been charged with second-degree manslaughter for the shooting.   Scott Olson/Getty Images/AFP (Photo by SCOTT OLSON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Foto: Getty Images via AFP/SCOTT OLSON

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi keuangan Amerika Serikat (AS) ternyata jauh lebih buruk dari yang dibayangkan. Jumlah uang tunai di Departemen Keuangan AS telah jatuh ke tingkat yang sangat rendah karena Washington menunggu sampai menit terakhir untuk menaikkan plafon utang.

Menurut data federal yang dikutip CNN International, per 25 Mei, Departemen Keuangan hanya memiliki US$ 38,8 miliar dalam bentuk tunai. Jumlah itu turun anjlok dari lebih dari US$ 200 miliar awal bulan ini dan mendekati tingkat minimum US$ 30 miliar.

Adapun, jumlah uang tunai tersebut lebih rendah dari kekayaan bersih 31 miliarder yang dicatat oleh Bloomberg Billionaires Index.

Beberapa dari mereka, seperti bos perusahaan fesyen mewah LVMH, Bernard Arnault, yang memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 193 miliar. Bos Tesla Elon Musk memiliki kekayaan US$ 185 miliar dan pendiri Amazon Jeff Bezos memiliki kekayaan bersih US$ 144 miliar.

Daftar 31 miliarder yang bernilai lebih dari total uang tunai Negeri Paman Sam termasuk nama-nama terkenal seperti Michael Dell, investor kawakan Warren Buffett, dan salah satu pendiri Facebook Mark Zuckerberg, serta miliarder dengan profil rendah seperti miliarder Prancis Francois Pinault dan Bos Chanel Alain Wertheimer.

Sementara itu, Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy telah mencapai kesepakatan bipartisan untuk menangguhkan plafon utang yang saat ini senilai US$ 31,4 triliun hingga 1 Januari 2025.

Jika Kongres tidak menaikkan plafon utang pada 5 Juni, Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan pemerintah tidak akan memiliki cukup dana untuk membayar semua kewajiban negara secara penuh dan tepat waktu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang AS 'Jebol'! Negeri Paman Sam Terancam Gagal Bayar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular