Kapan Status Siaga Gunung Anak Krakatau Bisa Turun Lagi?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 28/04/2022 19:07 WIB
Foto: Letusan Gunung Anak Krakatau malam hari ini dipantau melalui citra satelit cuaca (visible & infrared) tanggal 10-11 April 2020. (Screenshot twitter @LAPAN_RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan status level Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level II (waspada) menjadi level III (siaga). Hal ini dilakukan mengingat pada April ini Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi.

Lantas kapan pemerintah menurunkan kembali status Gunung Anak Krakatau dari level siaga menjadi waspada?

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan mengatakan bahwa secara visual Gunung Anak Krakatau masih teramati terdapat sinar api dengan tinggi 25 meter. Kemudian kegempaan tremor yang masih terekam, dengan energi lemah.


"Secara umum menunjukkan tren menurun walaupun masih berfluktuasi. Status gunung masih siaga karena aktivitas gunung masih berfluktuasi," kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/4/2022).

Adapun agar status level Gunung Anak Krakatau turun dari siaga menjadi waspada, setidaknya harus terdapat beberapa unsur elemen mitigasi yang harus dipenuhi terlebih dulu. Baik dari sisi bahaya primer maupun sekunder (longsor tubuh gunung).

"Penguatan sistem monitoring, penguatan koordinasi K/L dalam respon mitigasi serta proses sosialisasi," katanya.

Sebelumnya, Hendra menghimbau masyarakat agar tetap tenang dalam menyikapi terjadinya erupsi di Gunung Anak Krakatau. Pasalnya, selama masyarakat tidak berada dalam radius 5 km dari kawah aktif, maka dipastikan posisinya aman.

"Masyarakat tetap tenang karena ini masih jauh dari radius, gak masuk radius 5 Km. Namun masyarakat tetap harus update dari sumber informasi yang resmi agar tidak termakan hoax," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/4/2022)

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan lintas Kementerian, kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lalu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Beberapa hari terakhir tinggi kolom abu akibat erupsi teramati kurang lebih 3000 meter. Selain erupsi, tingkat emisi gas rumah kaca di Anak Gunung Krakatau juga mengalami peningkatan.

Di mana pada 15 April emisi GRK yang dikeluarkan oleh gunung berapi ini adalah sebesar 68 ton/CO2 per hari, sementara pada 17 April 181 ton CO2/per hari, dan terakhir pada 23 April melonjak drastis menjadi 9000 ton/CO2 per hari.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini