
H-4 Lebaran, Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau, Siaga!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kondisi terkini Gunung Anak Krakatau yang belum turun dari level III atau siaga. H-4 menjelang Lebaran 2022 atau Idulfitri Hijriyah (H) ini kondisi Gunung Anak Krakatau sulit terpantau.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, bahwa Gunung Anak Krakatau saat ini terpantau tertutup kabut. Adapun asap kawah dan erupsi yang beberapa hari terakhir terlihat terpantau tidak teramati lantaran adanya cuaca mendung hingga turunnya hujan.
"Kondisi cuaca mendung hingga hujan, angin lemah ke arah timur, suhu udara sekitar 26°C dan kelembaban 50-59%," kata Ediar kepada CNBC Indonesia, menjelaskan situasi Gunung Anak Krakatau terkini, pada Kamis (28/4/2022).
Sementara, berdasarkan pengamatan kegempaan, Gunung Anak Krakatau telah terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 12 mm dan lama gempa 17 detik, 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 2-10 mm, dominan 3 mm.
Secara umum aktivitas vulkanik seperti kegempaan, erupsi dan guguran/longsoran sejak Senin 25 April 2022 cenderung melandai. Namun demikian, dalam posisi status Siaga (level 3) dapat saja terjadi peningkatan aktivitas vulkanisme secara mendadak.
Oleh sebab itu, ia menghimbau agar masyarakat tidak mendekati wilayah Gunung Anak Krakatau. setidaknya dalam radius 5 kilometer (km).
"Diimbau kepada masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya menghimbau agar masyarakat tetap waspada, terutama atas meningkatnya status Gunung Anak Krakatau ini. Pasalnya aktivitas gunung ini berpotensi memicu gelombang laut tinggi atau tsunami.
Dwikorita mengingatkan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami. Oleh sebab itu, pihaknya bersama PVMBG, Badan Geologi, hingga BPBD setempat terus memonitor kondisi gelombang air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau.
"Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level II menjadi level III, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi tsunami di malam hari," kata dia.
Dia pun menjelaskan bahwa kewaspadaan itu diperlukan mengingat di malam hari petugas kesulitan untuk dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau secara visual terkait gelombang tinggi yang mendekati pantai. Berbeda jika kondisinya di siang hari.
Meski begitu, Dwikorita meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab atas erupsi Gunung Anak Krakatau ini. Ia menghimbau supaya masyarakat mendapat informasi yang bersumber dari PVMBG-Badan Geologi dan BMKG, serta BPBD setempat.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asap Letusan 1.500 M, Harap Jauhi Gunung Anak Krakatau 2 Km
