Macron Sampai Sultan Dubai Janji Investasi, Nyatanya?

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
27 April 2022 15:24
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Dubai Expo pada Kamis, 4 November 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Foto: Presiden Joko Widodo berkunjung ke Dubai Expo pada Kamis, 4 November 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) giat melakukan kunjungan ke luar negeri pada akhir tahun lalu untuk menggenjot investasi. Sejumlah pejabat dari negara lain juga menyambangi Indonesia dari akhir 2021 hingga awal tahun 2022 untuk menandatangani kesepakatan investasi. Namun, dari semua komitmen investasi yang dijanjikan, berapa yang sudah menjadi kenyataan?

Komitmen investasi terbesar pada tahun lalu datang dari Uni Emirat Arab (UEA). Komitmen tersebut ditandatangani Presiden Jokowi saat mengunjungi Dubai, UAE, awal November lalu.

Ditemui langsung Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, Jokowi pulang ke Indonesia membawa komitmen investasi jumbo senilai US$ 32,7 miliar atau setara Rp468 triliun.

Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada kuartal I-2022, investasi yang sudah direalisasikan UEA baru US$ 3,5 juta melalui 56 proyek. Realisasi ini terbilang sebuah peningkatan besar dibandingkan kuartal I-2021 yang tercatat US$ 0,2 juta.

Menarik ditunggu apakah kesepakatan investasi UEA-Indonesia akan meningkat drastis pada kuartal berikutnya atau hanya sebatas komitmen.


Pada akhir Oktober 2021, Jokowi juga terbang ke Italia dan Inggris untuk mengikuti pertemuan G20 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26. Di sela-sela pertemuan G20 Italia, Oktober 2021, Jokowi dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani sejumlah kesepakatan investasi, termasuk di sektor energi hijau. Prancis menjanjikan investasi sebesar EUR 520 juta kepada Indonesia untuk transisi energi hijau.

Pada kuartal I-2022, Prancis sudah merealisasikan investasi sebesar US$ 39,8 juta melalui 432 proyek. Angka tersebut tidak terlalu banyak berubah dari pencapaian kuartal I-2021 yakni US$ 39,3 juta.

Di sela-sela pelaksanaan Konferensi COP26, Jokowi juga bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk membahas peningkatan investasi kedua negara.

Sebagai balasan, Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan juga mengunjungi Jakarta Februari lalu. Bahkan, Kepala BKPM Bahlil Lahadia terbang ke Inggris untuk menemui investor langsung. Komitmen investasi Inggris memang tidak main-main yakni mencapai US$ 2,9 miliar.

Pada kuartal I-2022, realisasi investasi di Inggris mencapai US$ 228,4 juta melalui 418 proyek. Pencapaian tersebut melonjak drastis dari kuartal I-2021 yakni US$ 17,8 juta.

Posisi Inggris juga menyodok ke urutan delapan pada kuartal I-2022 dari peringkat 20 pada kuartal I tahun lalu.

Pada Desember tahun lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony J Blinken datang ke Jakarta dan bertemu dengan Jokowi, di mana salah satu topiknya adalah peningkatan investasi. Upaya peningkatan investasi juga menjadi agenda utama pertemuan Jokowi dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsie Loong di Bintan, Januari 2022. Tak main-main, Singapura berkomitmen untuk menambah investasi senilai US$ 9,2 miliar.

Baik Singapura dan AS sudah meningkatkan investasi yang cukup signifikan pada kuartal I-2022. Peningkatan investasi Singapura semakin mengukuhkan negara tersebut sebagai raja investasi di Indonesia. Sementara itu, China juga sangat agresif meningkatkan investasinya di Indonesia dalam setahun terakhir.

Berikut lima besar investor asing di Indonesia pada kuartal I tahun 2022:

1. Singapura
Nilai investasi kuartal I tahun 2022 sebesar US$3,57 miliar
Nilai investasi kuartal I tahun 2021 US$ 2,6 miliar


2. Hong Kong
Nilai investasi kuartal I tahun 2022 sebesar US$ 1,53 miliar
Nilai investasi kuartal I tahun 2021 sebesar US$ 822,1 juta

3. China
Nilai investasi kuartal I tahun 2022 sebesar US$ 1,35 miliar
Nilai investasi kuartal I tahun 2021 sebesar US$ 1,04 miliar

4. Jepang
Nilai investasi kuartal I tahun 2022 sebesar US$ 825,3 juta
Nilai investasi kuartal I tahun 2021 sebesar US$ 322,7 juta

5. Amerika Serikat
Nilai investasi kuartal I tahun 2022 sebesar US$ 628,8 juta
Nilai investasi kuartal I tahun 2021 sebesar US$ 447,1 juta

BKPM mengumumkan realisasi investasi pada kuartal I-2022 mencapai Rp 282,4 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy) ada pertumbuhan 28,5% dan sementara dibandingkan kuartal IV tahun 2021 (qtq) naik 16,9%.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers, Rabu (27/4/2022), mengatakan kenaikan tersebut adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

"Saya sampaikan ini rekor 10 tahun terakhir, dimana pertumbuhan realisasi investasi (qtq) tumbuh 16% yoy tumbuh 28,5%. Ini rekor 10 tahun terakhir" tutur Bahlil.


Pada kuartal I-2022, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menembus Rp 135,2 triliun atau meningkat 25,1% dibandingkan kuartal I tahun 2021. Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 147,2 triliun atau melonjak 31,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebagai catatan, data realisasi investasi yang dicatat BKPM di luar investasi sektor hulu migas, perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, industri rumah tangga, dan usaha mikro dan usaha kecil.

"Global dan dan luar negeri sudah mulai mendorong investasi. Ini bukti nyata yoy naik 31%," ucap Bahlil.

Lima sektor dengan investasi terbesar diduduki oleh industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya (Rp 39,7 triliun), transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp 39,5 triliun), pertambangan ( Rp 35,2 triliun), perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp 24,9 trilun) dan sektor listrik, gas dan air (Rp 23,1 triliun).

Investasi berdasarkan sektorSumber: BKPM


Besarnya investasi dalam industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya memang tidak mengherankan mengingat harga komoditas logam melonjak tajam sejak akhir tahun lalu. Namun, terdapat pergeseran sektor pilihan investor, baik asing dan dalam negeri. Pada kuartal I-2021, sektor paling diminati adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp 29,4 triliun). Industri makanan yang pada kuartal I-2021 masuk lima besar kini juga tidak menjadi pilihan favorit.

Pada kuartal I-2022, provinsi yang menjadi incaran investor adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Riau, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah. Masuknya dua provinsi luar Jawa dalam lima besar tujuan investasi merupakan pencapaian luar biasa. Pada kuartal I-2021, tidak ada satupun provinsi di Luar Jawa yang masuk lima besar incaran investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular