Ukraina Selidiki 7.600 Kasus Potensi Kejahatan Perang Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Ukraina sedang menyelidiki sekitar 7.600 potensi kejahatan perang dan sedikitnya 500 tersangka terkait serangan Rusia ke negaranya pada 24 Februari.
Melansir Reuters, Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan banyak dari tersangka tersebut berada di Rusia dan beberapa telah ditawan oleh Ukraina sebagai tawanan perang.
Berbicara dalam sebuah wawancara awal April, Venediktova mengatakan kantornya bermaksud untuk mengikuti rantai komando hierarki politik dan militer Rusia.
Venediktova juga berencana melakukan penuntutan baik di pengadilan Ukraina maupun di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, pengadilan kejahatan perang permanen dunia.
Penyelidikan Ukraina berada di pusat berbagai upaya untuk menyelidiki potensi kejahatan perang yang terkait dengan konflik, termasuk oleh Dewan Kriket Internasional (ICC). Penyelidikan berada pada tahap yang sangat awal, kata narasumber yang mengetahui masalah tersebut. ICC telah mengirimkan tim pendahulu ke wilayah tersebut untuk melakukan operasi.
Ukraina, yang sedang melakukan penyelidikannya saat masih dalam pergolakan perang, berusaha keras untuk mengumpulkan tim spesialis dengan keahlian kejahatan perang, mengevaluasi potensi kejahatan dan mengembangkan strategi penuntutannya.
"Anda dapat melihat mereka sekarang menggali mayat, jadi [penyelidikan berada pada] tahap yang sangat awal," kata seseorang yang mengetahui proses tersebut.
Dalam hal strategi, Kyiv berencana untuk menuntut sebanyak mungkin di pengadilan Ukraina tetapi kemungkinan akan menyerahkan kasus apa pun yang melibatkan tokoh berpangkat lebih tinggi ke ICC, tambah orang itu.
PBB juga telah membentuk penyelidikannya sendiri terhadap kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional di Ukraina, termasuk kemungkinan kejahatan perang, yang dapat dimasukkan ke dalam penuntutan oleh ICC.
Ada juga upaya terkoordinasi Uni Eropa untuk mempercepat pembagian bukti antara berbagai otoritas investigasi, termasuk dengan ICC. Beberapa negara Eropa mengatakan akan menerapkan yurisdiksi universal, prinsip hukum bahwa beberapa kejahatan begitu mengerikan sehingga mereka dapat diadili oleh pengadilan nasional asing, dan jaksa mereka dapat meluncurkan penyelidikan atas kekejaman Ukraina.
Sementara Moskow menuduh Kyiv melakukan genosida terhadap penutur bahasa Rusia, yang dibantah keras oleh Kyiv. Rusia juga membuka kasus kriminal atas dugaan penyiksaan prajurit Ukraina terhadap rekan-rekan Rusia mereka.
Rusia juga telah menolak tuduhan oleh Ukraina dan negara-negara Barat tentang kejahatan perang dan telah membantah menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya.
Menurut PBB, pada 22 April lebih dari 2.400 warga sipil telah tewas sejak konflik dimulai pada akhir Februari. Tapi hitungan resmi kemungkinan akan naik. Di kota pelabuhan Mariupol saja, pihak berwenang setempat mengatakan ribuan orang telah tewas.
(tfa/tfa)