Internasional

Panas! Penyebab Putin Ancam Kerahkan Rudal Nuklir ke Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 December 2021 16:35
Russian S-400 Triumf surface-to-air missile systems roll along Red Square during a rehearsal for the Victory Day military parade in Moscow, Russia, Friday, May 7, 2021. The parade will take place at Moscow's Red Square on May 9 to celebrate 76 years of the victory in WWII. (AP Photo/Pavel Golovkin)
Foto: AP/Pavel Golovkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia semakin memanas. Negara itu memberi sinyal bakal meluncurkan rudal nuklir jarak menengahnya di Eropa jika Amerika Serikat (AS) dan aliansi militer NATO semakin menekan Kremlin.

Peringatan ini keluar dari mulut Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov. Ia mengatakan Rusia akan terpaksa bertindak jika Barat menolak untuk bergabung dengannya dalam moratorium kekuatan nuklir jarak menengah (INF) di Eropa, tawaran paket jaminan keamanan yang diminta Rusia sebagai harga untuk meredakan krisis di Ukraina.

"Kurangnya kemajuan menuju solusi politik dan diplomatik akan membuat Rusia menanggapi dengan cara militer, dengan teknologi militer," katanya dikutip kantor berita RIA, dilansir Reuters, Selasa (14/12/2021).

"Artinya, ini akan menjadi konfrontasi, ini akan menjadi putaran berikutnya," ujarnya lagi merujuk ke rudal Rusia.

Ketegangan ini muncul atas persoalan kepemilikan Semenanjung Krimea, wilayah yang sama-sama diklaim oleh Ukraina dan Rusia.

Ketegangan antara Rusia dengan Ukraina dimulai pada tahun 2014 lalu. Rusia telah merebut semenanjung Krimea dari Kiev dan mendukung pemberontakan separatis yang berusaha menggabungkan wilayah itu dengan Moskow.

Ini membuat beberapa negara NATO berang. AS dan Eropa ramai-ramai memberondong sanksi ekonomi terhadap Rusia akibat pencaplokan ini. Bahkan negara NATO sempat mengirimkan kapal perangnya ke wilayah yang berada di bibir Laut Hitam itu.

Ada kabar jika Rusia telah mengerahkan lebih dari 94.000 pasukan ke perbatasannya beserta peralatan tempur. Laporan intelijen mengungkap Rusia mungkin sedang merencanakan serangan ke Ukraina dalam skala besar pada Januari 2022.

Mendengar kabar ini, Presiden AS Joe Biden berkoordinasi dengan kelompok Sembilan Bucharest NATO untuk membahas potensi eskalasi militer setelah Moskow. Kelompok Sembilan Bucharest NATO ini terdiri atas sembilan negara. Yakni Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, dan Slovakia.

Pertemuan dilakukan juga setelah Biden dan Putin melakukan rapat jarak jauh 6 Desember. Biden sempat mengancam Putin pengan sanksi ekonomi bila Rusia nekat menyakiti Ukraina.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Biden Panggil NATO Eropa Timur, Perang Lawan Putin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular