
Ukraina Bikin Rusia & AS Panas, Biden dan Putin Segera Kopdar

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Presiden Rusia, Vladimir Putin bakal berunding terkait masalah ketegangan di Ukraina. Keduanya bersepakat akan melakukan komunikasi melalui panggilan video pada Selasa waktu setempat.
"Biden akan menggarisbawahi keprihatinan AS dengan kegiatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Minggu (5/12/2021).
Keduanya juga akan berbicara tentang hubungan bilateral dan implementasi kesepakatan yang dicapai pada pertemuan puncak Jenewa mereka pada bulan Juni, kata Kremlin pada hari Sabtu. Topik lain yang akan menjadi pembicaraan dua pemimpin Kremlin dengan Gedung Putih ini adalah stabilitas strategis, masalah dunia maya dan regional.
"Percakapan memang akan berlangsung pada hari Selasa," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada Reuters. "Hubungan bilateral, tentu saja Ukraina dan realisasi kesepakatan yang dicapai di Jenewa menjadi agenda utama," katanya.
Waktu yang tepat dari panggilan itu tidak diungkapkan. Lebih dari 94.000 tentara Rusia diyakini berkumpul di dekat perbatasan Ukraina. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, Moskow mungkin merencanakan serangan militer skala besar pada akhir Januari, mengutip laporan intelijen. Para pejabat AS telah sampai pada kesimpulan yang sama, kata mereka.
Biden sebelumnya telah menolak tuntutan Rusia untuk jaminan keamanan di wilayah tersebut.
"Harapan saya adalah kita akan melakukan diskusi panjang dengan Putin," kata Biden kepada wartawan pada hari Jumat saat dia berangkat untuk perjalanan akhir pekan ke Camp David. "Saya tidak menerima garis merah siapa pun," katanya.
Presiden AS mengatakan dia dan para penasihatnya sedang mempersiapkan serangkaian inisiatif komprehensif yang bertujuan untuk menghalangi Putin dari invasi. Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut, tetapi pemerintah telah membahas kemitraan dengan sekutu Eropa untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, Washington berkomitmen untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki apa yang dibutuhkan untuk melindungi wilayahnya. Austin menambahkan bahwa ada banyak ruang bagi diplomasi dan kepemimpinan untuk bekerja di Ukraina.
Seperti diketahui, hubungan AS-Rusia telah memburuk selama bertahun-tahun, terutama dengan pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dari Ukraina, intervensinya pada tahun 2015 di Suriah dan tuduhan intelijen AS atas campur tangan dalam pemilihan 2016 yang dimenangkan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Terbaru, Joe Biden tengah menyusun rencana untuk mempersulit Vladimir Putin mengeluarkan keputusan menyerang Ukraina. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang memanas menimbulkan kekhawatiran tinggi bahwa Rusia akan melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina pada awal 2022 mendatang.
(sys/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Invasi Rusia, Ukraina Umumkan Status Darurat Nasional
