Bos Bank Dunia Minta Jangan Larang Ekspor Pangan, Sindir RI?

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
26 April 2022 14:02
Penjualan minyak goreng di salah satu minimarket di Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (25/4/22). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Penjualan minyak goreng di salah satu minimarket di Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (25/4/22). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Selain itu, Rusia dan Ukraina juga merupakan pemasok utama minyak nabati global. Kedua negara ini merupakan produsen dan eksportir penting minyak kanola yang berbahan baku rapeseed dan juga pemasok 52% kebutuhan dunia atas minyak biji bunga matahari (sunflower oil).

Berdasarkan data Tridge, ekspor minyak biji bunga matahari Ukraina mencapai US$ 4,71 miliar pada 2020. Ini mencakup 54,4% dari total ekspor dunia. Sedangkan Rusia, memiliki nilai ekspor sebesar US$1,63 miliar. Nilai tersebut mencakup 18,8% total ekspor dunia.

Akibatnya, harga bahan pangan yang sudah membubung sejak semester II-2020, diberitakan mencapai titik tertinggi pada Februari 2022. Harga gandum telah melonjak lebih dari 50%, harga jagung melambung 25%, harga minyak biji bunga matahari melesat lebih dari 35%, minyak kedelai sebesar 20%, dan minyak sawit meningkat sebesar 50%.

Faktor penyebabnya antara lain adalah tingginya permintaan yang disebabkan oleh kepanikan pasar sejak meletusnya konflik Rusia-Ukraina, terdisrupsinya pasokan, dan mahalnya biaya logistik.

Tingginya permintaan dunia serta tidak stabilnya harga gas alam juga menyebabkan harga pupuk meningkat contohnya saja harga urea yang meningkat 3 kali lipat akhir-akhir ini. Hal ini turut melambungkan biaya prosuksi sektor pertanian yang berujung pada peningkatan haga komoditas pangan.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular